Cyber Media
Call Warta: 2981039
Universitas Surabaya (Ubaya) memang telah beberapa kali menerima kedatangan menteri. Namun, pada 18 Januari silam merupakan kali pertama Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Sharif Cicip Sutardjo, berkunjung ke Ubaya. Kunjungan ini bertujuan untuk menyosialisasikan langkah-langkah strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar dapat menggerakkan roda perekonomian daerah. Sosialisasi ini diberikan kepada para dosen dan beberapa mahasiswa Ubaya di gedung perpustakaan lantai 5 Ubaya.
“Masalah kelautan dan perikanan adalah salah satu frontier negara Indonesia. Itulah alasan mengapa masalah hukum laut ini kita bicarakan,” ungkap Sharif. Ia menambahkan bahwa langkah strategis yang dijalankan oleh KKP yaitu industrialisasi kelautan dan perikanan, blue economy serta minapolitan. KKP masih baru di Indonesia sejak didirikan tahun 2000, maka dari itu masih banyak masalah dari segi hukum kelautan dan perikanan yang masih belum terselesaikan seperti illegal fishing.
Pria bijak ini menyatakan kesepakatan luar negeri juga telah dicapai dengan negara-negara Asia dan Australia dalam illegal fishing dan perikanan secara bertanggung jawab. Ketegasan dalam hukum laut di Indonesia akan memungkinkan perkembangan ekonomi dari segi kelautan dan perikanan menjadi pesat. Saat ini, KKP sedang merancang RUU Perikanan dan Kelautan untuk mendukung langkah strategis tersebut.
Sharif menghimbau kepada perguruan tinggi agar memberikan ruang sebesar-besarnya untuk melakukan penelitian dan pengembangan inovasi dalam sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. “Semoga dengan ini mahasiswa dapat tertarik untuk melakukan penelitian ataupun berbisnis dalam bidang kelautan dan perikanan sehingga akan ada kontribusi terhadap program-program KKP,” harap pria kelahiran 10 November 1948 ini. (nif)