Cyber Media
Call Warta: 2981039
Penyerangan merupakan sebuah peristiwa traumatik. Ironisnya,
hal ini bukanlah kali pertama, namun sebuah kejadian yang berulang...
Lima sukarelawan yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Psikologi (FP), program Magister Sains Psikologi, dan alumni FP dibarengi oleh Dra N K Endah Triwijati MA serta Dra Ayuni selaku Dosen FP mencoba memberi bantuan terhadap para pengungsi yang merupakan warga Muslim Syiah di Sampang. “Psikologi sudah seharusnya ikut terlibat dalam penanganan hal semacam ini,” ungkap dosen yang akrab disapa Tiwi ini.
Dari kacamata Psikologi, satu saja penyerangan yang menyakitkan bisa menjadi trauma bagi anak maupun orang dewasa, apalagi kejadian tersebut berulang seperti yang terjadi dalam kasus ini. “Ini fenomena riil dalam masyarakat. Dengan membantu pengungsi, mahasiswa juga bisa menajamkan kepekaan dan menggunakan pengetahuannya dalam menghadapi masalah sosial politik,” paparnya.
Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, pada awal September silam, FP Ubaya terlibat dalam upaya untuk memberi aktivitas produktif sebagai bentuk menghidupkan kembali kebermaknaan hidup bagi remaja dan dewasa. Berbagai bantuan yang diberikan kepada mereka juga datang dari banyak aktivis seperti beberapa LSM di bawah payung Gusdurian yang memberi bantuan dalam bentuk sumbangan dan pendampingan bagi para pengungsi.
FP Ubaya pun mencoba melakukan kegiatan vokasional dalam hal pembuatan keset. Awalnya, pihak FP Ubaya menyediakan bahan dasar yang nantinya akan dibuat menjadi keset oleh para pengungsi. Selanjutnya, keset yang sudah jadi akan dibeli oleh pihak FP Ubaya untuk dijual lagi kepada masyarakat di Ubaya. Uang hasil penjualan akan digunakan lagi untuk membeli bahan dasar dan seterusnya. “Kegiatan produktif ini hanya akan bertahan bila semakin banyak pihak yang mendukung. Sebenarnya dengan membantu, kita pun semakin kaya,” tutupnya bijak. (syn)