Cyber Media
Call Warta: 2981039
Bisnis di era globalisasi ini kian lama kian merebah. Berbagai macam praktik bisnis tengah dilakukan oleh berbagai praktisi. Namun kini yang perlu diperhatikan dalam berbisnis yaitu permasalahan etika bisnis. Etika bisnis perlu diutamakan supaya tidak merugikan antar praktisi bisnis. Itulah yang menjadi topik bahasan dalam kuliah umum Magister Akuntansi(MAKSI) dan Magister Manajemen(MM) Ubaya yang bertemakan “Business Ethics for Business Sustainability”.
Kuliah umum ini termasuk istimewa sebab pembicaranya pernah menjadi Presiden Direktur IBM Indonesia dan pimpinan Astra Group, yaitu YW Junardy. Kuliah umum ini juga dihadiri oleh Sujoko Efferin PhD selaku Ketua Program Studi(KPS) MAKSI dan sejumlah dosen-dosen FBE.
Di sepanjang kuliah ini, bapak Junardy ini mengupas habis tentang semua fakta praktik bisnis yang tidak etis. Beliau membawakan kuliah umum ini dengan berbagai cerita pengalaman hidupnya. Ternyata tanpa disadari sudah banyak praktik bisnis yang tidak etis seperti skandal korupsi, kompetisi tidak jujur, perusakan lingkungan, penggelapan aset, hingga penyuapan dan fasilitasi. Sebuah bisnis akan kehilangan kepercayaan publik tanpa adanya etika bisnis.
“Corporate Social Responsibility(CSR) sekarang menjadi voluntary movement,” tukasnya. Sebab undang-undang mengenai CSR sendiri masih belum cukup jelas. Sehingga hadirnya CSR pun tidak menjamin terjadinya praktik bisnis tidak etis. Sekarang nama CSR pun mulai bergeser menjadi Environment and Social Governance. Jadi perusahaan tidak hanya peduli lingkungan saja, namun perusahaan harus memperhatikan permasalahan sosial dalam bisnis.
Menerapkan etika dalam perusahaan tidaklah mudah. Semua berawal dari adanya value dalam internal perusahaan. Namun kembali lagi semua perubahan tersebut membutuhkan banyak waktu dan mengikutsertakan banyak pihak dalam prosesnya.
Di akhir kuliah umum ini, berbagai isu dilontarkan oleh peserta yang antusias. Diskusi pun menjadi menarik dan inspiratif. Kuliah umum ditutup oleh KPS MAKSI dan penyerahan cindera mata untuk pembicara yang luar biasa. “Supaya pengalaman pembicara bisa menjadi wawasan bagi peserta kuliah sehingga mahasiswa S2 sanggup menjadi leader yang handal,” tutup Sujoko dengan harapan. (asp/wu)