Cyber Media
Call Warta: 2981039
Krisis ekonomi yang melanda dibelahan Eropa dan Amerika sudah menjadi isu global di seluruh dunia. Bagaimana dampak krisis ekonomi terhadap Indonesia? FBE Ubaya mengupas isu tersebut melalui seminar nasional 2011 yang tertajuk “ Dampak Krisis Eropa dan Amerika terhadap Bisnis Indonesia”. Acara digelar pada 3 desember 2011 bertempat di Perpustakaan Lt.V.
Acara dibuka oleh, Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD, selaku rektor Ubaya. Indonesia harus tetatp waspada terhadap dampak krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika. Indonesia harus tetap mengantisipasi dampak tersebut dan para pelaku bisnis makro mampu mencari solusi penyelesaiannya. “Lewat seminar ini semoga dapat melahirkan pemikiran atau ide kreatif untuk menangulangi dampak krisis ekonomi,” ungkap Prof Joni. Seminar ini juga menghadirikan tiga pakar ekonom, yaitu Dr Pande Radja Silalahi Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS), Prof Dr Munawar Ismail dari Universitas Brawijaya dan Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS dari Universitas Surabaya.
Dr Pande, mengawali seminar dengan memperlihatkan grafik-grafik keadaan perkembangan ekonomi dunia. “ Dalam grafik terlihat bahwa Amerika dan Eropa sudah mengalami penurunan tingkat ekonomi yang luar biasa. Sebaliknya negeri tirai bambu, Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,” gamblang Dr Pande. Peyebab krisis ekonomi di benua Eropa dan Amerika lebih banyak disebabkan utang pemerintah yang besar.
“Dampak dari krisis ekonomi ini meyebabkan tingkat penganguran meningkat 10% di Eropa. Jumlah pengangguran 10% disana tidak sama dengan Indonesia,” ujar Dr Munawar. Kendati demikian, krisis ekonomi seperti ini tidak boleh dihadapi dengan panik. Contohnya, Indonesia seharusnya sudah banyak belajar dari krisis yang pernah dialami. “Kalau kita bisa menyadari dengan baik kita tidak terpengaruh. Tapi jika kita sembrono, kita akan terkena efeknya,” lanjutnya.
Tak ketinggalan Prof Wibi menjelaskan, “Bahwa krisis Eropa dan Amerika bukan krisis sendiri dan merupakan resiko sekaligus opportunity para pebisnis.” Krisis Eropa dan Amerika ini di motori oleh negara PIGS (Portugal, Italy/Ireland, Greece, Spain). Negara-negara dalam PIGS dikenal memiliki defisit anggaran yang lebar dan posisi utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tinggi. “Sebenarnya krisis sudah terjadi, tapi penting juga kita mendengarkan pendapat dari pakar yang lebih mengerti,” ungkap Ir Gunawan Sukianto, salah satu peserta seminar. (ano)