Cyber Media
Call Warta: 2981039
Alkisah ada dua orang pencuri sedang melakukan aksinya Yang satu mencuri sandal, sedangkan yang lain mencuri uang. Namun sialnya, si pencuri sandal tertangkap, sedangkan pencuri uang malah berhasil melarikan diri. Itulah secuplik adegan pertujukkan teater bertajuk “Maling” dalm rangka perayaan Dies Natalis Ubaya ke XVII. Teater yang digelar pada 7 Mei 2011 yang lalu.ini mengambil tempat di auditorium FH.
Pementasan yang juga dilakukan untuk memperingati ulang tahun ke 17 UKM teater “US”, Ubaya itu sekilas mengandung amanat yang tersirat. Giska Rahmawati Hastuti selaku sutradara menjelaskan bahwa teater ‘Maling’ ini memang sarat dengan makna.
“Ini adalah drama realitas yang seolah-olah ada di di sekitar kita. Dalam kehidupan nyata, seringkali ‘maling’ yang besar itu lolos dari jerat hokum,” ujar mahasiswi angkatan 2008 itu. Tentu saja maling besar yang dimaksud adalah para koruptor di Indonesia yang jumlahnya semakin hari semakin merajalela. “Kalau di Indonesia yang ditangkap malah maling ayam, sedangkan pelaku korupsi dibiarkan berkeliaran di mana-mana,” seloroh Giska.
Setelah performance teater utama selesai, diadakanlah pula pertunjukkan spontanitas oleh para alumni teater US. Yang unik, dalam show dadakan tersebut ada yang berperan sebagai penyandang cacat yang begitu gigih berjuang dalam menjalani hidupnya. “Selain dapat menyalurkan hobi, teater membuat seseorang yang malu menjadi berani,” cuap Kiki, alumni FH angkatan 2004 yang ikut menjadi pemain. (puz)