Cyber Media
Call Warta: 2981039
Kata orang, pengalaman menjadikan kita lebih dewasa. Namun pengalaman itu tidak berbanding lurus dengan usia dan peristiwa. Setidaknya itu yang Kru WU(Warta Ubaya) dapat dalam acara outbound Warta Ubaya tanggal 8-10 Februari 2011 di Kampus III Ubaya Training Centre, Trawas. ”Outbound ini hanyalah sebagai latihan saja, outbound yang sebenarnya ada di Warta Ubaya dan dalam kehidupan nyata”, kata Drs Vincentius Heru Hariyanto MSi selaku instruktur outbond.
Dalam outbond ini memang sengaja diisi berbagai aktivitas yang menegangkan, meski tidak berhasil minimal bisa mendapat pengalaman. Menurut Heru, biasanya orang yang mengalami hambatan justru dipaksa untuk belajar, merefleksikan masalah yang dihadapi. Heru juga menjelaskan bahwa pengalaman adalah bagaimana reaksi seseorang terhadap hal yang terjadi. “Takut? Semua orang pasti merasakannya, takut itu bukanlah pengalaman, tapi bagaimana seseorang mengatasi rasa takut barulah pengalaman”, tuturnya.
Hari pertama diisi dengan rapat koordinasi dan di tutup dengan pesta barbeque. Keesokan harinya, kegiatan outbond sesunggunya sudah menunggu kru WU. Game pertama adalah permainan mengurai tali. Tali yang awalnya seperti benang ruwet harus bisa terurai satu sama lain. Seperti masalah yang kita hadapi, meski terlihat rumit tapi terbukti bisa diselesaikan asalkan fokus terhadap masalah itu. Dilanjutkan dengan game-game yang lebih mengolah tubuh dan pikiran seperti flowing ball, hula hop, dan titihan bambu. ”Lewat ini, aku ingin membuktikan bahwa fisik besar bukan berarti aku tidak bisa menghadapi rintangan, yang penting kita bisa menghadapi rasa takut tersebut”, ungkap Irlitha salah satu kru yang berbadan gemuk.
Meski hujan, permainan outdoor tetap berlangsung. Ini terbukti dengan adanya permainan War Game yang dilakukan dibawah guyuran hujan. Malam harinya, outbound tetap dilanjutkan dengan dua games. Game pertama adalah seorang memandu dua orang yang matanya tertutup tanpa boleh menyentuh dua orang tersebut. Selanjutnya game kedua adalah membuat segilima dengan menggunakan tali dimana seluruh kru ditutup matanya.
Hari terakhir, permainan belum usai. Kru WU diajak untuk menyusuri sungai yang penuh dengan batu-batu dan arus yang deras. Meskipun kami dibagi menjadi beberapa kelompok, tapi kebersamaan untuk saling membantu satu sama lain tidaklah hilang. Kami bergandengan tangan saling membantu tanpa memandang perbedaan.
Acara ditutup dengan memberikan penghargaan kepada para kru. penghargaan ini meliputi Kategori kru tergragas, terjorok, ternarsis, terontime, terajin, dan best of the best crew. Pemberian ucapan terima kasih kepada instuktur juga diberikan setelah pemberian penghargaan kepada kru WU. Tak lupa juga pemberian cinderamata Drs Aloysius Jondar MSi, Bendot Kasnadianto SPd, dan Indah Setyo Rahayu selaku pembimbing WU. ”Pengalaman di luar sudah menunggu untuk kita alami, supaya di WU bukanlah rutinitas belaka, tapi juga menjadi pengalaman”, tutup Heru. (puz,vq)