Cyber Media
Call Warta: 2981039
Demi mempererat kerjasama yang baik antara Ubaya dan masyarakat, pada 25 September lalu diadakanlah sebuah acara “Kreatif dan Cinta Lingkungan Melalui Ekowisata Pendidikan di Waduk Tanjungan”.
Acara ini merupakan lanjutan hibah “IPTEK Bagi Wilayah” dari DIKTI, dimana perguruan tinggi wajib mengaplikasikan ilmu dan teknologi yang dimiliki pada masyarakat. Pemilihan Waduk Tanjungan sebagai objek penelitian karena keberadaan kampus III Ubaya terletak dekat waduk tersebut. Selain itu, LPPM Ubaya bekerjasama dengan Pemkab Mojokerto untuk mengembangkan potensi yang ada di kabupaten itu. “Harapan Bapak Bupati bisa dijadikan sebagai obyek wisata kembali, terutama wisata pendidikan,” ungkap ketua LPPM, Prof Dr Jatie K.Poedjibudojo.
Sebagai langkah awal, diadakan serangkaian kegiatan pendidikan yang dikemas dalam lomba di Waduk Tanjungan bagi anak TK dan SD. Lomba terdiri dari tiga jenis yakni lomba mewarnai anak TK, lomba menggambar anak SD, dan kegiatan outbond anak SD bagi kelas 4-6. LPPM pun menggandeng Career Assistance Center (CAC) Ubaya sebagai panitia outbond.
Ada lima pos yang menjadi rute outbound perdana siswa tersebut yang tentunya bertema Kreatif dan Cinta Lingkungan. Ada pos melukis menggunakan segala benda di alam tapi tidak boleh merusak alam. Ada pula pos menyanyi tiga lagu yang bersambungan. Juga pos membaca puisi, merangkai kata, dan cerdas cermat Galileo.
“Sebenarnya acara ini berlangsung sejak 12 September kemarin, hari ini akan diresmika obyek ekowisata Tanjungan,” jelas Achmad SiP, sekretaris desa Tanjungan. Ada juga ibu-ibu desa Tanjungan yang berdagang makanan, minuman, dan kerajinan tangan.
Setelah semua perlombaan berakhir, Bupati Mojokerto, Drs Suwandi MM memberikan sambutan. “Uluran tangan Ubaya sangat bermanfaat agar potensi masyarakat Tanjungan berkembang,” ungkap Suwandi. Dilanjutkan Prof Wibisono Hardjopranoto MS, rektor Ubaya. “Potensi ini tidak boleh tambal sulam, harus ada konsep ke depannya, dalam wawasan pengembangan teknologi di masyarakat,” tegas Wibisono.
Banyak potensi masyarakat desa Tanjungan yang bisa digali, seperti desa wisata. Kreafitas dalam pengelolaan kertas koran menjadi hiasan unik dan jagung menjadi nugget juga pengembangan metode pancing dengan keramba jaring apung. “Semoga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat,” harap Suparlik SP, kepala desa Tanjungan. (wmm,rin)