Cyber Media
Call Warta: 2981039
Lima hari berkutat dengan berbagai tugas dan materi seputar pengenalan Poltek, MOB pun sampai pada hari terakhir. Penutupan MOB yang dikemas dalam Malam Apresiasi Seni (MAS) menjadi acara paling ditunggu oleh maharu. Meski MOB telah berakhir, sesungguhnya lembaran awal bagi maharu untuk terjun dalam perkuliahan yang sebenarnya baru saja dimulai.
Bertempat di lapangan Poltek Ubaya, 3 September 2010 silam seluruh maharu hadir dengan pakaian sesuai warna prodi masing-masing untuk mengikuti MAS. Diawali dengan buka puasa bersama, tak ada lagi perbedaan antara maharu dengan panitia. Seluruhnya membaur menjadi satu malam itu, sambil berbagi pengalaman yang dialami selama MOB. Gelak tawa pun beberapa kali meramaikan suasana saat ditampilkan foto-foto MOB dari hari pertama sampai terakhir.
Tak hanya dihadiri oleh maharu, Direktur serta Kaprodi yang ada juga ikut hadir menikmati malam kebersamaan itu. Dibuka oleh Drs Singgih Widodo Limantoro SPd MPd, Direktur Poltek ini mengajak seluruh maharu untuk menikmati MAS sebagai malam kenangan yang menyenangkan. “Biar malam ini, kita semua resmi menjadi bagian keluarga besar Ubaya,” ujarnya.
Sesuai namanya, MAS pun menjadi ajang apresiasi terhadap segala talenta yang dimiliki mahasiswa Poltek Ubaya. Persembahan lagu dari KSM Band dan tarian dari KSM Tari mencairkan suasana malam itu. Tidak di-setting dengan panggung khusus justru mengesankan bahwa malam itu bukan hanya milik penampil namun juga milik maharu yang ada. Penampilan kelompok terbaik dalam talent show dan singing contest juga turut menyemarakan malam itu. Bahkan, wakil ketua panitia MOB, Reina A Hadikusuma, turut menyumbang persembahan lagu.
Tak mau kalah, panitia mempersembahkan sebuah drama yang menceritakan tentang perjalanan seorang maharu sejak awal MOB hingga bisa mengharumkan nama Poltek Ubaya. Mengusung tema MOB “Internationalizing Yourself, Being a Global Leaders”, drama tersebut ditampilkan dengan kocak namun juga membawa pesan moral agar selalu bersatu dan memiliki semangat dalam berprestasi. “Luar biasa banget, nggak nyangka kalau panitia yang biasanya pasang muka serem bisa tampil lucu juga,” kesan Alvianda, maharu asal FBL. Malam pun makin riuh dengan pembacaan surat cinta dan surat benci terbaik pilihan panitia.
Pengumuman pemenang lomba-lomba selama MOB menjadi pertanda bahwa malam itu harus segera diakhiri. Singgih pun menutup MAS malam itu dengan pesan agar maharu selalu ingin belajar dengan kerendahan hati. “Mari kita jadikan kebersamaan malam ini sebagai awal, bukan justru akhir dari kedekatan yang dibangun selama MOB,” tutup Singgih disambut hujan kertas dan kembang api yang menghiasi langit malam itu. (mei, rin)