Cyber Media
Call Warta: 2981039
Kecelakaan memang bersifat unpredictable atau dapat terjadi sewaktu-waktu, karena itu penting sekali adanya tim khusus untuk mengantisipasinya. Atas dasar itulah pada 24-25 Juli 2010, diadakan Pelatihan Kegawatdaruratan (PPGD) bagi mahasiswa dan aktivis UKM Medical Rescue. Training yang diprakarsai oleh klinik medis Ubaya ini, sejatinya diperuntukkan bagi anggota panitia kesehatan universitas dan fakultas MOB 2010. Kegiatan yang diikuti 30 orang ini bertempat di UTC.
Sebelumnya, Drs Adji Prayitno MSi Apt selaku WR II membuka acara tesebut di kampus Tenggilis. Adji memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang peduli pada keselamatan orang lain. Tak dapat dipungkiri, tim medis bertindak justru pada titik kritis dalam hidup korban. “Semoga ilmu yang kalian dapatkan dapat ditularkan dan berguna bagi orang-orang di sekitar kita,” tutup pria berkacamata ini.
PPGD tahun ini resmi dibuka melalui opening ceremony. Kemudian, peserta langsung diberi materi P3K yang dipandu oleh tiga orang instruktur yaitu Supardi, Setiawati, dan Hendro. Ketiganya merupakan anggota tim medis RS Juanda. Materi pertama disampaikan oleh Supardi yang terlebih dahulu memaparkan konsep P3K. P3K merupakan penanganan medis dasar yang tujuan utamanya adalah menyelamatkan jiwa korban, mencegah keadaan menjadi lebih parah, serta menunjang penyembuhan. “Perlu diingat jangan bertindak terlalu banyak dan membuat suatu diagnosa pada korban,” tutur Supardi. Selanjutnya pria yang juga kerap memimpin aktivitas outbond ini menjelaskan tentang body check.
Materi kedua yang dibawakan oleh Suciwati adalah prosedur yang kerap dilakukan oleh tim medis untuk menyelamatkan korban. Seperti artificial respiration dan pijat jantung. Selanjutnya, materi ketiga tentang penanganan menghentikan pendarahan dijelaskan oleh Hendro. Tak lupa juga dibahas tentang cedera patah tulang dan kejang panas.
Mengerti materi tanpa tindakan nyata tentu tak ada artinya, karena itu pada hari kedua para peserta melakukan kegiatan simulasi korban. Meskipun hanya sekadar latihan, mereka tampak bersungguh-sungguh dalam menangani “korban”. Akhirnya acara tahunan ini ditutup oleh Dr Retno Pudji Rahayu drg M Kes selaku penanggung jawab pelatihan. “Kegiatan ini bukanlah suatu tahap akhir, namun merupakan awal dari tugas di lapangan sebagai tim kesehatan MOB,” pesan lulusan FKG Unair ini. (mry)