Cyber Media
Call Warta: 2981039
Universitas Surabaya (Ubaya) kembali menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik (PelatJur) yang diikuti oleh 106 pelajar SMA-SMK dari 20 sekolah di Jawa Timur. Dimotori oleh Warta Ubaya (WU) sebagai wadah jurnalistik kampus, event tahunan ini menggandeng Kompas sebagai mitra kerjasama.
Berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak 7-9 Mei 2010, acara ini mengambil tempat di Gedung Serba Guna Fakultas Teknik (SGFT) Ubaya. Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS, selaku Rektor Ubaya membuka event ini dengan sambutannya seputar pentingnya transparansi sistem informasi.
“Dalam acara ini, generasi muda akan diberi bekal untuk membuat tulisan yang akurat dan bermanfaat,” ujar pria yang akrab disapa Prof Wibi ini. Lebih jauh, pria berkacamata ini juga menjelaskan bahwa event ini juga ditujukan untuk memperkenalkan Ubaya serta Kompas kepada para peserta. “Tidak penting apakah kita akan memilih pekerjaan sebagai jurnalis atau tidak. Yang terutama adalah kita mampu menerapkan teknologi sistem informasi itu dalam kehidupan kita,” tuturnya.
Untaian kata selanjutnya, disampaikan oleh Nasru Alam Azis, Kepala Biro Kompas Jawa Timur. “Perkembangan media jurnalistik, kini telah merambah dunia multimedia. Sebut saja blog, video, foto, dan lain sebagainya. Kompas merupakan salah satu penggagas konsep ini melalui webnya yang dapat diakses di www.kompas.com,” jelasnya.
Menanggapi kecanggihan teknologi sekarang ini, pria ramah ini menjelaskan pula bahwa kini sedang berkembang konsep citizen journalism. Dimana masyarakat awam juga mampu menjadi jurnalis dengan melaporkan suatu kejadian yang mereka lihat sendiri kepada media massa setempat.
Melangkah jauh ke sesi acara, event ini menghadirkan pula Kris R. Mada sebagai pembicara dari Kompas dengan materi berjudul ‘Ragam Karya Jurnalistik’. Menjelaskan perbedaan Hard News, Feature, dan Artikel dalam ragam karya jurnalistik, tidak lupa Kris menekankan pula tentang pentingnya latihan dan pengalaman untuk menghasilkan tulisan yang baik. Selanjutnya acara hari itu, dilanjutkan oleh materi bertopik pengembangan ide yang dibawakan langsung oleh Drs.Aloysius Jondar Msi sebagai penanggung jawab WU. Setelah materi kedua, semua peserta dibagi menjadi 11 kelompok untuk melaksanakan rally games mengelilingi Ubaya dengan pendamping kelompok masing-masing. Tujuannya tak lain adalah mengenalkan universitas dengan enam fakultas ini kepada semua peserta.
Satu hari pun berlalu. Berlanjut pada hari kedua 8 Mei 2010, kali ini peserta disuguhi materi tentang fotografi serta teknik pembuatan ilustrasi dan lay-out. Tidak sekedar pembekalan materi belaka, namun para peserta dituntut langsung untuk mempraktekkan ilmu yang telah mereka dapat ke dalam sebuah media jurnalistik. Masing-masing kelompok dibekali sebuah kertas A2, sebagai media penampil artikel-artikel yang mereka buat. Adapun artikel yang harus mereka buat adalah artikel tentang liputan pelatihan yang mereka jalani selama dua hari, profil salah seorang kru WU, serta artikel tentang fakultas favorit mereka selama rally campus. Nantinya, lay-out yang telah mereka buat ini akan dipresentasikan keesokan harinya pada para juri yang terdiri dari penanggung jawab WU, guru pendamping dari beberapa SMA, ketua panitia pelatjur, serta pemimpin redaksi WU.
Tak terasa hari terakhirpun tiba, 9 Mei 2010 kemarin acara dikemas tanpa ada sesi materi seperti dua hari sebelumnya. Para peserta wajib mempresentasikan hasil karya yang telah dibuat di depan lima orang juri, di mana salah satunya adalah Drs.Aloysius Jondar Msi. Tidak hanya memberikan penilaian, para juri juga berperan sebagai komentator bagi semua buah karya yang dihasilkan.
Selanjutnya, untuk menambah keakraban, baik antar peserta maupun panitia, masing-masing kelompok rally games diminta untuk adu bakat, seperti bermain drama dan menyanyi. Selain itu, acara turut dimeriahkan oleh performance band oleh UKM Band Ubaya. Di penghujung acara, dipilihlah tiga penampil atraksi terbaik. Hasilnya, keluarlah kelompok delapan sebagai juara pertama, disusul oleh kelompok satu dan sepuluh. Selain itu ada juga gelar media terfavorit yang berhasil direbut oleh kelompok empat. Yang terakhir, ada penghargaan sebagai jurnalis terdashyat. Peserta beruntung yang berhasil mengantongi gelar itu adalah Ronald peserta asal SMA Pringadi. Sebelum acara berakhir, sebagai kenang-kenangan, semua peserta tak lupa diberi sertifikat sebagai tanda resmi telah berpartisipasi dalam acara yang diperuntukkan bagi jurnalis-jurnalis masa depan ini.
Evelyn salah satu peserta dari SMAK Frateran menuturkan bahwa dia cukup antusias dalam mengikuti PelatJur ini. “Senang aja bisa nambah pengalaman, apalagi aku juga anggota majalah sekolah, jadi bisa lebih menambah ilmu,” ucapnya. Opini lain datang dari Hugo, salah seorang guru pendamping dari SMK St.Louis Surabaya. “Acara ini sangat bermanfaat. Kemasan acaranya juga fun dan menarik, tidak membosankan bagi peserta,” jelasnya. Semoga lewat acara pelatihan ini, para peserta dapat semakin terampil untuk membuat karya jurnalistik.(caz,mry)