Cyber Media
Call Warta: 2981039
Hanya para ibu yang bisa berpikir tentang masa depan sebab merekalah yang melahirkan masa depan dalam diri anak-anak mereka.
Menjadi single parents dengan menanggung tiga orang anak bukanlah menjadi keinginan Ida Zubaidah. Perpisahan dengan suaminya sekitar 24 tahun silam kerap kali membuatnya harus berpikir keras bagaimana ia harus menghidupi ketiga buah hatinya. “Waktu perpisahan itu anak pertama masih berumur tujuh tahun, anak kedua masih TK dan yang terakhir masih tujuh bulan,” ungkap Ida.
Ketika ia berpisah dengan suaminya, Ida harus memilih, apakah ia akan menetap di Surabaya ataukan pulang ke Jakarta. Mengingat kondisi anak-anaknya saat itu, Ida pun memutuskan untuk bertahan hidup di Surabaya dan menjadi supir taksi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan ketiga anaknya. “Itu semua untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan demi masa depan anak saya,” ujarnya.
Ida mengaku bahwa ia merasa berat hati ketika harus meninggalkan anak-anaknya ketika bekerja. Akhirnya ia memutuskan mengambil pengasuh untuk menjaga ketiga anaknya. “Jadi, waktu saya bekerja, saya titipnya anak saya ke pengasuh sehingga saya bisa fokus kerja,” ujarnya. Sosok seorang ibu supir taxi ini merupakan tulang punggung keluarganya. Ia mengaku bahwa ia bekerja siang malam demi kelangsungan hidupnya. “kalau pagi saya jadi supir taxi, tapi kalau malam saya jadi supir antar jemput,” lanjutnya.
Walaupun ada pengasuh, tidak sepenuhnya pengawasan anak diserahkan kepada pengasuhanya. Selesai pulang kerja ia konsen untuk menghabiskan waktu bersama-sama anaknya. “Walaupun saya bekerja mereka tetap dalam pantau saya sendiri. Terkadang kalau saya lewat dekat rumah, saya usahkan mampir untuk sekedar melihat keadaan anak-anak,” tungkasnya.
Ida mengaku, menjadi seorang ibu sekaligus bapak bukan menjadi sebuah hambatan baginya, tapi sebuah tanggung jawab. Ia mendidik putra-putrinya dengan penuh kasih dan tidak otoriter. “Terkadang kita harus keras jika menampilkan sosok seorang bapak, juga kita bisa lembut ketika bertindak sebagai ibu,” paparnya wanita asli Betawi. Baginya, mendidik anaknya merupakan kewajiban utama karena masa depan mereka ada ditangannya.
Ida benar-benar bersyukur melihat anak-anaknya kini tengah sukses dengan karir mereka masing-masing. Ia berharap agar ketika anak-anaknya kelak telah berkeluarga, jangan sampai mengalamihal serupa. “Apapun masalahnya, jangan sampai berbisah karena yang menjadi korban nanti adalah anak-anak,” pesannya. (ano)