Cyber Media
Call Warta: 2981039
Tak ada kata berhenti untuk belajar. Lulus dari jenjang pendidikan S1, bukan berarti kita bisa berpuas diri. Terkadang, dunia kerja menuntut lebih dari seorang sarjana lulusan S1. Ubaya sendiri sebagai lembaga pendidikan, selalu berusaha untuk mencetak lulusan-lulusan terbaik yang mampu diperhitungkan di lapangan kerja.
Lulus dari Ubaya dan mampu meraih beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri, tentulah merupakan suatu prestasi membanggakan bagi almamater tercinta kita ini. Ayrine Sukharaharja, Indra Susanto, dan Samuel Chandra Tjahjono merupakan para alumnus Ubaya yang berhasil meraih beasiswa pendidikan dari Nanyang Technological University (NTU) Singapore, yang bekerjasama pula dengan Stanford University San Fransisco. Bahkan Ayrine dan Samuel, mahasiswa FT Kimia angkatan 2006, belum menerima SK kelulusan dan baru akan diwisuda November ini. Sedangkan Indra yang berasal dari FT Kimia angkatan 2005 merupakan seorang fresh graduate yang baru lulus Maret 2009 lalu.
Senang dan bangga, dua kata itulah yang melukiskan perasaan mereka bertiga. Berawal dari pengumuman yang diberikan oleh Putu Doddy (Kajur FT Kimia), kemudian proses pengiriman berkas-berkas, lalu dilanjutkan dengan interview langsung dengan professor yang didatangkan dari NTU, mereka kini berhak meraih beasiswa mencakup uang kuliah full, beserta biaya hidup dengan jumlah sekitar USD14,000 untuk 2 bulan perkuliahan summer session di Stanford, dan sekitar SGD40,000 untuk menyelesaikan program master sekitar 9-10 bulan di NTU. “Dengan program ini, jadi totalnya cuma 1 tahun udah selesai kuliah masternya,” tutur Samuel. “Summer session di Stanford sendiri adalah salah satu kewajiban agar bisa meneruskan ke program master di Civil and Environmental Engineering Faculty (CEE) di NTU,” tambah Ayrine.
Bicara tentang jurusan yang mereka dalami di kedua universitas terkemuka tersebut, Samuel menjelaskan bahwa perkuliahan mereka di Stanford dan NTU masuk di jurusan yang mempelajari tentang air. Di Stanford mereka bertiga masuk dalam jurusan Stanford Environment & Water Studies Summer Program (SEWSS). Sedangkan di NTU, mereka masuk dalam jurusan NEWRI (Nanyang Environment & Water Research Institute). “Pokoknya kami akan belajar semua tentang air, sifat-sifatnya, kandungannya, pengolahannya, dan pengaturannya juga,” jelasnya.
Menilik kesuksesan mereka meraih beasiswa ke universitas terkemuka, tiga sahabat ini juga tidak segan membagi tips buat kita semua. Ayrine misalnya, cewek kelahiran Semarang 17 Maret 1989 ini mengungkapkan bahwa jika ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, kita harus rajin-rajin mencari info. “Semuanya depends on the student. Karena walaupun fasilitas dari Ubaya sudah oke, tapi kalau nggak dimanfaatin juga nggak ngaruh apa-apa ke kualitas lulusannya,” ucapnya. “Selain itu, pengalaman yang didapatkan pasti beda dari kuliah di Indonesia,” tambahnya.
Senada dengan Ayrine, Samuel menjelaskan bahwa banyak peluang beasiswa yang tersedia di Ubaya. “Tinggal sering-sering liat pengumuman saja,” jelas cowok asal Semarang ini. Sedangkan Indra berpendapat sedikit berbeda. Cowok kelahiran Surabaya, 13 Juni 1987 ini mengungkapkan bahwa kita harus memanfaatkan waktu dengan baik dan memperbanyak kegiatan di dalam dan luar kampus. “Selain itu perbanyak baca buku-buku dalam bahasa inggris,” tutupnya. (caz)