Cyber Media
Call Warta: 2981039
Banyak hal yang dapat membuatmu terpengaruh tetapi yakinlah setiap orang memiliki ciri khas yang berbeda.
Menjadi diri-sendiri bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Hal inilah yang membuat Tinsri Mulyawati Rukmana hingga saat ini masih belum yakin terhadap dirinya-sendiri. Alasan ini tentunya tidak membuat cewek yang berasal dari SMA Kristen Petra 3 ini berdiam diri melainkan ia terus berusaha untuk menemukan jati dirinya.
Usaha tersebut memang seringkali terasa sulit akibat ia selalu memperhatikan pandangan dari orang lain apalagi pada saat di awal ia adalah anak yang pemalu, pendiam, dan kurang dapat bergaul. ”Saya selama ini telah berusaha menemukan jati diri agar untuk menjadi diri sendiri seutuhnya,” ungkap cewek kelahiran 13 Juli ini.
Tidak hanya itu, cewek yang berperawakan tinggi ini sangat mudah terpengaruh dengan lingkungannya dan seringkali membuat dirinya-sendiri tidak nyaman. Hal ini dapat dihadapi dengan berpegang teguh pada dirinya dan terus belajar untuk menghargai diri-sendiri. Tinsri pun menyadari dengan menjadi diri sendiri akan membuat dirinya menjadi lebih nyaman. Bagi cewek yang hobi menggambar ini, orang yang telah menjadi dirinya-sendiri memiliki kelebihan tersendiri. “Orang yang telah menemukan jati dirinya adalah orang yang kuat menjalani kehidupan, lebih percaya diri, dan tentunya lebih bisa menghargai diri-sendiri. So, jangan ragu untuk menjadi diri-sendiri, guys! (gun)
Lebih PD Setelah Menjadi Diri Sendiri
Banyak manfaat yang dapat dirasakan jika telah menjadi diri sendiri. Menjadi percaya diri, memiliki prinsip dan memiliki pedoman hidup adalah wujud nyata seseorang yang mulai menemukan jati dirinya. Menurut survey yang telah dilakukan, mayoritas mahasiswa Ubaya merasa dirinya lebih percaya diri setelah menemukan jati dirinya. Hal ini diungkapkan oleh Januar Iskhak dari FTB dan juga Yosephine dari FT. Mereka berpendapat demikian karena setelah menemukan jati dirinya, mereka menjadi mudah untuk mengambil keputusan.
Pendapat lain diungkapkan pula oleh Ghulam dari FF. “Saya merasa lebih tenang karena tidak terganggu dengan pendapat orang lain.” ungkapnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yohana dari politeknik, baginya lebih indah menjalani hidup jika sudah mengenal diri-sendiri. Selain itu, ada orang yang lebih enjoy ketika telah menjadi dirinya sendiri. Hal ini dialami oleh Lukman dari FH.
Tidak hanya itu, Michael juga merasakan hal yang hampir sama dengan Lukman. “Saya lebih bebas berekspresi,” cuap cowok dari FTB ini. Agak sedikit berbeda dengan yang lain, Rahmita dari FH justru merasa memiliki banyak teman yang membantunya setelah ia menemukan jati diri. Selain manfaat yang dirasakan secara pribadi, pendapat para mahasiswa Ubaya terhadap orang lain yang telah menemukan jati diri pun beragam. Ada yang bersikap biasa saja, ada yang bersikap acuh, serta ada pula yang merasa salut. “Setelah menemukan jati dirinya, orang akan semakin terasah moral dan prinsipnya,” ungkap Yohana Revi dari Politeknik. Well, dari pendapat di atas, sudahkah anda menemukan jati diri? (eph)
Usaha Buat jadi Diri Sendiri
Menjadi diri-sendiri merupakan suatu yang dapat menjadi kebanggaan tersendiri. Denganmenjadidirisendiri, seseorang akan memiliki ciri khas. Tentunya untuk menjadi diri-sendiri diperlukan berbagai macam usaha untuk menggapainya. Salah satunya adalah dengan cara mendengar nasihat dari orang tua. Hal ini diungkapkan oleh Ferlina yang berasal dari Politeknik ini. Baginya, nasihat orang tua itu adalah motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik.
Hal yang sama diungkapkan pula oleh Asta. “Dengan mendengarkan nasihat dari orang tua, seseorang akan menjadi pribadi yang baik,” tukas cewek dari FP tersebut. Apalagi baginya orang adalah orang yang terpenting dalam kehidupan. Lain halnya dengan Handy, mahasiswa asal FBE ini berusaha dengan cara berpegang teguh pada pendirian yang ia miliki untuk menjadi dirinya-sendiri. “Dengan berpendirian teguh akan berpengaruh pada nilai integritas seseorang.” lanjutnya.
Tidak kalah dengan pendapat yang lain. Victor yang berasal dari FH ini memiliki usaha yang berbeda untuk menjadi diri-sendiri. Ia berubah karena terinspirasi dari kata-kata orang lain. “Saya belajar dari kata-kata motivator yang dapat membuat saya menjadi diri-sendiri.” cuapnya. Tidak hanya usaha itu saja yang dapat dilakukan akan tetapi banyak usaha lain yang tentunya bisa diterapkan. Maka dari itu, galilah usaha sebanyak mungkin, jangan menyerah untuk menjadi diri-sendiri. (sv2)
Hambatan Bukanlah jadi Penghalang
Hidup itu tak semulus jalan tol begitu pula dengan menjadi diri-sendiri. Banyak hambatan yang harus dihadapi baik dari luar maupun dari dalam.Salah satu hambatan yang seringkali dialami oleh banyak orang adalah kurangnya percaya diri. Faktor inilah yang membuat Ariska Hida dari FF menjadi tidak yakin dengan kemampuan yang ia miliki. “Who knows, i’m not even sure of myself,” ulasnya.
Tidak hanya kurangnya rasa percaya diri yang menjadi penghambat tetapi keterbatasan diri pun juga berpengaruh. Banyak pendapat yang bermunculan, salah satunya dari Renanda. Cowok yang berasal dari FH ini beranggapan orang yang tak dapat melakukan segala sesuatu akan menjadi penyebab keterbatasan diri. Pendapat yang berbeda muncul dari Ike. Bagi Ike yang merupakan mahasiswa asal FBE, keterbatasan yang ada disebabkan pengetahuan akan ilmu softskill yang masih kurang.
Lain halnya dengan Januar Ishak yang berpendapat lingkungan menjadi salah satu faktor penghambat. Menurut cowok asal FTB ini banyak pergaulan yang dapat merubah sikap maupun tingkah laku seseorang menjadi lebih baik atupun sebaliknya. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Syienny. “Lingkungan sangat berpengaruh pada seseorang apalagi untuk berpindah ke jalan yang tidak benar.” jelas mahasiswa asal FT ini.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Stanley yang merupakan mahasiswa asal FTB. Baginya, orang yang belum menjadi dirinya-sendiri dikarenakan belum menemukan jati diri. Hal ini pun telah dialaminya sendiri pada waktu masih SMA. “Baru ketemu jati diri setelah lulus SMA,” terangnya. Hadapilah hambatan itu dan jadilah dirimu-sendiri! (jco)