Cyber Media
Call Warta: 2981039
Banyaknya tempat parkir tak resmi di sekitar Ubaya jelas mengindikasi banyaknya mahasiswa yang kurang memanfaatkan lahan parkir resmi bagi mahasiswa Ubaya. Meski harus membayar, parkir liar tersebut toh tetap diminati. Tanya kenapa...
Lahan parkir luas ditunjang adanya bus yang siap memobilisasi mahasiswa dari parkiran ke kampus rupanya dianggap belum cukup memuaskan bagi beberapa mahasiswa. Memarkir motor di seberang Ubaya pun jadi pilihan, seperti yang dilakukan Rendy Arista. Mahasiswa FBE ini mengaku memiliki beberapa pertimbangan khusus memilih parkir di tempat tersebut.
Selain lebih dekat dengan kampus, tempat tersebut juga lebih cepat dijangkau dibanding berlama-lama menunggu bus. “Bus kan nunggunya lama, kadang juga harus antri kalau rame. Apalagi kalau telat, bisa berabe kalau nunggu bus lama,” cetus penghobi futsal ini. Meski tak memungkiri adanya perbedaan fasilitas seperti luas lahan dan harga karcis, ia tak keberatan sebab keamanan yang ditawarkan tak berbeda jauh. “Untuk helm busa memang biasa kutitipkan ke penjaga agar tidak basah waktu hujan,” ungkapnya.
Rendy pun masih berharap parkiran Ubaya bisa kembali dipindah ke depan perpustakaan seperti dulu. “Jadi lebih dekat dan mudah dijangkau dengan jalan kaki deh. Menghemat biaya perawatan dan bensin untuk bus lho,” sarannya. Menghadapi cuaca yang tak tentu, ia juga menyarankan dipasang terop agar kendaraan lebih aman. Kalau memungkinkan, kenapa nggak? (cg/wu)