Cyber Media
Call Warta: 2981039
Sehubungan dengan tema polling kali ini yaitu AIDS, WU menghadirkan dokter ahli penyakit dalam, Dr. Erwin Astha Triyoni, SpPD, KPTI, FINASIM dari RSUD Dr. Soetomo. Beliau tentunya seorang pakar HIV/AIDS yang akan memberikan informasi seputar HIV/AIDS.
“HIV itu ada dua macam, yaitu tipe 1 dan 2. Tipe 1 penularannya melalui jarum dan seks. Sementara HIV 2 untuk saat ini belum terdeteksi di Indonesia. HIV 2 baru temui di kelompok – kelompok tertentu di Afrika dan sistem pengobatannya lebih rumit dari HIV 1,” paparnya.
Mayoritas penderita AIDS di Indonesia tertular melalui seks bebas maupun jarum suntik narkotika layaknya penularan hepatitis B. “Saat ini persentasi keduanya hampir 50:50. Perbedaannya, dahulu lebih dominan karena jarum suntik namun sekarang lebih dominan karena seks bebas,” terangnya.
Menurut Erwin, jarum suntik itu sebenarnya steril. Bahayanya adalah menggunakan jarum suntik dengan sistem share dengan orang banyak. “Ketika memakai sistem share, apakah kita bisa menjamin seluruh penggunanya bebas dari AIDS? Meskipun perangainya sehat, namun hal itu bukan jaminan mutlak,” tegasnya.
“AIDS itu hakikatnya hanya mematikan kekebalan tubuh kita saja. Ibarat di sebuah negara, ia akan menghabisi semua tentara yang ada,” jelasnya. Oleh karena tubuh penderita menjadi rentan akan penyakit. “AIDS sebenarnya dapat diobati, namun sistem pengobatannya dibutuhkan ketelatenan karena berlangsung seumur hidup seperti pada penderita diabetes,” tukasnya. Itulah yang membuat banyak penderita AIDS sampai menjalani rawat inap.
Ia menyayangkan akibat stigma negatif yang ada pada masyarakat. Menurutnya penderita AIDS bukanlah orang yang memiliki kelainan perilaku seperti yang ada di benak masyarakat. “Karena itulah sering penderita AIDS yang terlambat berobat karena terlalu tertutup. Padahal kematian karena AIDS dapat dihindari apabila diobati sedini mungkin,” tambahnya.
Ia berpendapat bahwa memiliki paradigma negatif terhadap AIDS merupakan kekeliruan. Karena sebenarnya penderita AIDS dapat hidup normal seperti lainnya. Dirinya menjadi dokter menganggap tertular penyakit bukanlah ancaman, sebab kemungkinan buruk dapat terjadi bila kita sendiri tidak waspada. “Saya berharap untuk kedepannya stigma masyarakat berubah menjadi lebih baik tentang AIDS.”, tutupnya. (eph)