Warta
UBAYA
10-11-2024
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Poling
- Obat Tradisional = Obat Herbal
Simpang siur khasiat obat tradisional membuat masayarakat khawatir dalam mengkonsumsinya. Lalu, bagaimana tanggapan Prof Dr H Sutarjadi, ahli obat tradisional mengenai hal tersebut. Yuks simak informasi selengkapnya berikut.
Bicara soal obat tradisional atau biasa dikenal obat herbal yang terlintas pertama di kepala kita ialah jamu. “Kebanyakan bahannya berasal dari tanaman yang dibuat menjadi ekstrak maupun simplisia,” paparnya. Simplisia yaitu bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat. Contohnya, Digitalis Folia. “Folia berarti daun tanaman yang dikeringkan, dipakai sebagai obat,” terang pria yang akrab disapa Sutarjadi ini. Simplisia ini berkhasiat sebagai penguat jantung.
Memang saat ini, obat kimia lebih banyak dipilih dibanding obat tradisional. Tapi, khasiatnya tidak jauh berbeda dengan obat resep dokter. “Hanya saja khasiatnya belum bisa dibuktikan karena tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai kandungan kimia di dalamnya,” tutur pengajar Farmakognosi.
Sebenarnya, khasiat obat tradisional ini tidak perlu diragukan lagi. “Toh, sudah digunakan turun temurun, memang sih belum diujikan pada hewan maupun manusia, baik uji klinis maupun preklinis,” tutur dosen yang mengabdi hampir 43 tahun di Ubaya.
Sutarjadi mengakui bahwa obat tradisional memiliki kelemahan. Belum diketahui zat-zat berkhasiat apa saja yang terkandung dalam obat tersebut. “Jadi belum tahu apakah akan menimbulkan efek samping atau tidak,” bebernya. Bahan-bahan serta komposisi yang dipakai dalam pembuatan jamu juga belum terstandarkan. Misalnya, cara penanaman, panen, dan pengolahan bahan-bahan tersebut sampai menjadi jamu. Pemakaiannya hanya berdasarkan pengalaman empiris. “Kadang disertai mantra-mantra yang dipercaya semakin memperkuat khasiatnya,” tukas pria asli Malang ini. Maka dari itu, Jamu kurang cocok digunakan sebagai obat karena perkembangan penyakit yang semakin pesat sekarang.
Melihat kurangnya perkembangan obat tradisonal ini, khususnya jamu, Sutarjadi mengajak para mahasiswa dan rekan dosen untuk melakukan pengembangan penelitian tentang jamu. “Kita harus membuktikan khasiat dan efek samping yang ditimbulkan,” tutupnya. (rel)
[ Posted 26/03/2011 oleh welly ]