Cyber Media
Call Warta: 2981039
Setiap universitas pasti memiliki standar kelulusan dengan tujuan mencetak mahasiswa berkualitas. Tak jarang pula standar yang ditetapkan berpengaruh terhadap semangat belajar mahasiswa. “Apabila standarnya tinggi, maka mahasiswa akan terpacu belajar lebih giat untuk mencapainya,” cetus Jessica Novia Susanto, seorang mahasiswa FBE.
Menurut mahasiswa jurusan Akutansi ini standar kelulusan di Ubaya cukup tinggi. Walaupun begitu, gadis kelahiran Probolinggo itu tetap semangat mencapai kelulusannya. “Saya ingin lulus dengan predikat cumlaude, karena itu tidak boleh patah semangat,” tutur cewek dengan IPK 2,833. Seringnya, kendala yang dihadapi mahasiswiswi angkatan 2009 itu terletak pada kemampuannya dalam bahasa Inggris.
Terkadang standar kelulusan dapat menjadi tekanan yang membuat mahasiswa stress, tetapi itu tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi hal tersebut. “Dulu IPK saya pernah turun, namun itu semakin memacu saya untuk rajin belajar untuk meningkatkan IP,” kisah Jessica lagi. Memang ketika prestasinya menurun. dara cantik ini sempat merasa sedih dan stress. “Namun syukurlah saya tetap bersemangat dan optimis dalam menjalani kuliah,”ujarnya.
Selain itu standar kelulusan yang tinggi juga menjadi pembakar semangatnya untuk segera mengantongi gelar sarjana. “Cita– citanya sih ingin lulus dalam tujuh atau delapan semester,” ungkap gadis manis ini. Sebagai pamungkas Jessica berkesimpulan standar kelulusan sebenarnya bukan suatu hambatan, melainkan tantangan untuk mencapai kelulusan dalam perkuliahan. “Jadi standar kelulusan bukanlah suatu permasalahan yang besar, namun tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi hal tersebut. (asp)