Cyber Media
Call Warta: 2981039
Menemukan suatu profesi yang sesuai dengan passion kita tidaklah mudah, tetapi terkadang karena sesuatu yang kebetulan hal itupun dapat terjadi. Ini lah yang terjadi pada Nindy Saputri. “Pas aku SMA kelas 10 diajak photoshoot sama seniorku. Awalnya merasa canggung. Jangankan photoshoot, foto di HP sendiri aja malu-malu. Tapi begitu lihat hasilnya, wow is it me? Saat itulah aku mulai ngerasa kalau soul-ku ada disitu,” paparnya.
Pada saat SMA, Nindy adalah pribadi yang tomboy dengan potongan yang pendek serta kulit yang hitam terkena sinar matahari lantaran banyaknya kegiatan yang ia ikuti. Meski begitu, ia pun merasakan stress bila tidak diikuti dengan hiburan. Jadi, cewek yang hobi main basket ini mencari hiburan yang tidak membuang uang tapi juga mendapatkan efek positif dengan ikut temannya yang fotografer untuk menjadi modelnya.
Setelah menyadari akan passion yang dimilikinya, Nindy merasa untuk menjadi seorang model tidaklah bisa bila masih ada sifat tomboy. Sejak saat itulah ia mulai belajar menjadi feminin. Selain itu, cewek dari fakultas hukum ini juga mengurangi berat tubuhnya sebanyak 7 kg dalam waktu seminggu. Di samping itu, untuk mematangkan pada saat dia photoshoot, Nindy juga menyiapkan konsep gerakan hingga aksesoris yang diinginkan.
Pengalaman menjadi model tentu saja banyak, “Paling wah itu ketika foto underwater dan harus menahan nafas selama 3 menit di dalam air dengan fotografer yang enak-enakan diluar sambil guyonan,” celetuk gadis asli Surabaya ini. Selain itu, untuk menjadi model bukanlah berarti meninggalkan kuliahnya. “Aku bukan kerja nyambi kuliah, melainkan aku kuliah nyambi kerja. Jadi kalau sampai kuliahku terbengkalai, aku akan ninggalin kerjaku,” akunya. Namun saat ini kuliahnya tidak terlihat terbengkalai, terbukti dari IPK-nya 3,106.
Tentu saja bagi Nindy ini merupakan awal, dan di tahun 2013 ini dia menargetkan dirinya ingin catwalk, “Pada tahun 2010 pernah ikut runaway di mall untuk salah satu produknya desainer, nah dari situ aku bisa ngerasain soul-ku juga disitu.” (faz)