Cyber Media
Call Warta: 2981039
Peggy Melinda – FF 2009
“Menurutku film Indonesia layar lebar sekarang lebih baik, namun animasinya kurang bagus, alur ceritanya membingungkan, kurang kelihatan, dan akhir ceritanya biasa-biasa saja. Film horor Indonesia lebih baik dikurangi karena kurang ada tujuan dari film tersebut”
Devi Oktaviani Effendy - FT 2010
“Film Indonesia sekarang mulai berkembang. Ceritanya memiliki banyak pesan dan aktornya sudah mulai menjiwai karakter yang diperankan serta mulai bersaing dalam pasar Internasional”
Fidelis Asa Hutama - FTb 2012
“Menurutku ada beberapa yang bagus dan ada yang tidak mengalami perkembangan. Aku melihat film Indonesia seperti film ‘The Raid’ yang sudah memasuki kancah Internasional. Sedangkan film horor Indonesia terlalu berbau sex serta pengawasan film yang masih standar dan tidak ada perubahan”
Melisa Elizabeth Simon - FBE 2012
“Sekarang film Indonesia lebih bagus. Film horornya juga mulai berkembang. Film layar lebarnya juga banyak yang menonjolkan kepahlawanan. Serta efek dari film-film layar lebar sudah mulai modern dibandingkan dengan yang dulu”
Dany Rizki Setiawan - FH 2011
“Secara keseluruhan dari film action mulai maju tetapi film hantu di Indonesia terlalu vulgar. Film Indonesia lebih meningkat dari tahun ke tahun. Penyampaian pesan dalam sebuah film akhir-akhir ini sudah bisa lebih baik”
Harry Darmawan - Politeknik 2011
“Film action dan romance sudah bagus. Sedangkan film horor kurang menarik ceritanya dan terlalu berbau vulgar. Lebih menyedihkannya, masyarakat lebih antusias dengan film horor yang berbau vulgar daripada film yang mendidik”
Nindy Nuria Anindita Putri - FP 2008
“Kalau menurutku kualitas film horor sekarang sudah lebih baik dibandingkan film horor sebelumnya yang menjadi film mesum. Kualitas film Indonesia juga membaik dan mulai diakui dimata internasional. Bisa dibilang film Indonesia sekarang sejajar dengan film internasional”
Christina Jayanti Suwignyo – FIK 2012
“Unsur pendidikan dalam film Indonesia sangat kurang. Terlalu banyak film percintaan bahkan dalam film anak kecil juga banyak unsur percintaannya. Film pendidikan juga semakin sedikit” (sen)