Cyber Media
Call Warta: 2981039
Batalnya kenaikkan harga BBM di awal April 2012 lalu tak serta merta membuat tenang masyarakat. Pasalnya, pemerintah masih menyebutkan kemungkinan dinaikkannya harga di bulan-bulan mendatang.
Akhir-akhir ini, isu kenaikan BBM ini masih saja meresahkan masyarakat. Pasalnya, apabila harga BBM naik, maka semua harga kebutuhan pokok akan naik pula. Akibatnya, masyarakat golongan menengah kebawah turut menanggung kesusahan tersebut. Kalau menyengsarakan rakyat, lalu kenapa BBM harus dinaikkan? Berikut penjelasan dari Drs ec Henrycus Winarto S MSi.
Pemerintah tidak sembarangan menaikkan harga BBM. Jikalau pemerintah terus memberikan subsidi BBM, maka pembangunan di Indonesia akan terhambat. Besar kecilnya dana subsidi BBM memiliki keterkaitan dengan fluktuasi harga minyak dunia. Oleh karena itu muncullah trade off antara dana subsidi dan dana pembangunan. Dana pembangunan akan terpotong ketika dana subsidi membengkak.
Logika Subsidi dari Sisi Ekonomi Mikro
Tingginya permintaan dan kurangnya produksi BBM, teurutama premium, mengharuskan Indonesia mengimpor minyak dari luar negeri. Konsumsi premium pada tahun 2012 sekitar 24 juta kiloliter. Sedangkan produksi kilang Pertamina hanya menghasilkan 11,96 juta kiloliter. Sisanya harus ditutup dengan minyak impor yang harganya mengikuti harga minyak dunia dan kurs IDR dengan dolar Amerika. Jadi, makin sedikit impor premium, makin kecil pula ketergantungan kita pada fluktuasi nilai tukar dan fluktuasi harga minyak dunia.
Kondisi Waktu yang Akan Datang
Pertamina berencana terus mengurangi produksi premium dan akan menghentikan produksi premium pada tahun 2017. Bila permintaan premium kita tetap sebesar 24 juta kiloliter per tahun, maka penurunan produksi premium dalam negeri akan mengakibatkan semakin besar pula ketergantungan terhadap harga minyak dunia dan fluktuasi mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Tampaknya kondisi inilah yang harus kita lalui diwaktu mendatang. (zhi/wu)