Cyber Media
Call Warta: 2981039
Isu naiknya harga BBM yang sedang marak akhir-akhir ini membuat para sopir angkot pusing. Hal ini dikarenakan susahnya mencari pelanggan ditengah banyaknya saingan yang ada. Lalu bagaimana nasib para sopir angkot yang semakin kosong tempat duduknya?
Keringanan dari pemerintah tentu menjadi harapan utama mereka. Namun ketika mendengar harga BBM akan naik, tentu membuat harapan para sopir pupus. Demo penolakan kenaikan BBM menjadi satu-satunya jalan keluar. “Kalau BBM naik, keuntungan angkot dibandingkan kendaraan pribadi seperti sepeda motor semakin tipis,” ujar Wijiyanto, salah satu sopir angkot. Dilihat dari sisi kecepatan dan gengsi, sepeda motor merupakan saingan berat para penarik angkot ini. Terlebih lagi jika dihitung biaya antara perawatan sepeda motor dengan naik angkot, jauh lebih murah perawatan sepeda motor.
Walaupun baru isu, tetapi para penarik angkot ini sudah merasakan penurunan pelanggan. Hal ini membuat para penarik angkot semakin cenat-cenut. Menurut mereka kenaikan BBM ini dikarenakan pihak-pihak yang kurang sadar. Mobil kantoran yang seharusnya memakai Pertamax, lebih memilih memakai Premium mengingat harganya yang lebih murah. “Yah sopir dari mobil-mobil kantoran itu hanya bisa nurut sama bosnya. Sebenarnya saya perihatin terhadap sopir kantoran, mungkin saja mereka juga jengkel kenapa kok masih saja menggunakan BBM bersubsidi. Tapi yah bagaimana lagi, dapat mandate dari atasan untuk beli BBM bersubsidi,” celetuknya.
Meskipun begitu para sopir angkot ini juga bisa menyadari akan pemborosan BBM bersubsidi di indonesia ini yang semakin membengkak. Oleh karena itu para penarik angkot ini berharap agar pemerintah dapat bertindak lebih tegas bagi pihak-pihak yang tidak seharusnya menikmati BBM bersubsidi.(idr/wu)