Cyber Media
Call Warta: 2981039
Kenaikan harga BBM yang rencananya akan direalisasikan pada 1 April ini tengah membuat masyarakat resah. Banyak dari mereka mulai mengambil tindakan-tindakan tertentu. Dengan adanya respon masyarakat yang begitu besar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) pun ikut memberikan komentar. ”Kenaikan harga BBM tersebut belum pasti, masih dibicarakan dalam rapat paripurna. Sebaiknya masyarakat menunggu keputusan dari pemerintah terlebih dahulu,” ungkap Arifin T. Hariyadi sebagai kepala bidang PDN (Perdagangan Dalam Negeri).
Kenaikan harga BBM ini memang akan memberikan efek di beberapa bagian. Efek yang akan timbul pertama kali adalah kenaikan harga transportasi dan akan diikuti dengan kenaikan harga komoditas. Biasanya akan terjadi perubahan dalam mekanisme pasar . Oleh karena itu, diperlukan adanya operasi pasar agar harga tetap terkendali dan stabil. “Operasi pasar ini akan terus dilakukan sebagai monitoring, sehingga gejolak harga yang terjadi dapat diketahui penyebabnya,” tuturnya.
Gejolak harga pada barang komoditas seperti bahan pokok tidak sepenuhnya dikarenakan oleh kenaikan BBM. Kendala-kendala yang terjadi juga dapat menyebabkan kenaikan harga barang komoditas. ”Cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan barang menjadi langka. Kelangkaan barang tersebut menjadi pemicu kenaikan harga barang komoditas,” paparnya. Dengan adanya gejolak harga tersebut, banyak cara untuk mengatasinya. Salah satunya adalah mengadakan pasar murah.
Dengan bekerjasama dengan beberapa pabrik, maka pasar murah dapat menjual barang dengan harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, disperindag juga bekerja sama dengan RT maupun RW setempat. Tujuannya untuk dapat memberikan bantuan barang kepada orang yang benar-benar membutuhkan. ”Sebagai pelaku usaha tolong jangan melakukan aksi profit tracking atau menimbun barang dan juga jangan menaikkan harga barang sebelum adanya keputusan dari pemerintah. Dan untuk masyarakat, jangan panik.” Ungkapnya. (jco/wu)