Cyber Media
Call Warta: 2981039
Ramalan kalender Bangsa Maya, nubuatan Suku Hopi, dan I Ching membuktikan betapa gencarnya perbincangan menyambut tahun 2012 yang mendekat. ‘Mbah’ Google pun ramai dikunjungi jutaan orang yang haus mencari kebenaran informasi mengenai ramalan 2012. Ada yang haus, banyak pula yang berubah skeptis dengan kesimpangsiurannya.
Ribuan tahun silam, nenek moyang suku bangsa Maya meramalkan bahwa bumi akan dimurnikan dalam tahap akhir dari suatu fase siklus besar yang disebut ‘Periode Regenerasi Bumi’. Secara spesifik, Desember 2012 diramalkan akan menjadi akhir peradaban manusia. Untuk memasuki peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban masa kini. Ramalan itupun tak diragukan mengingat kemampuan bangsa Maya dalam ilmu falak yang memampukan mereka membuat sistem penanggalan yang sempurna, perhitungan bintang yang rumit, serta metode pemikiran abstrak yang tinggi.
Ramalan tersebut juga makin kuat jika dihubungkan dengan nubuatan suku Hopi yang menyatakan bahwa dunia keempat akan berakhir tak lama lagi dan terganti dengan dunia kelima yang akan dimulai. Hal itu diungkapkan berkaitan dengan sembilan tanda akhir zaman di mana tanda pertama hingga kedelapan telah terjadi menunggu terjadinya tanda kesembilan yang berbunyi: “Anda akan mendengar satu tempat tinggal di atas bumi yang akan jatuh dengan dentaman yang besar. Ia akan muncul terbalut cahaya biru. Sangat tidak lama lagi setelah ini, upacara suku Hopi akan berakhir.”
Ada pula I Ching, suatu buku tentang perubahan dan kumpulan pepatah kehidupan dengan padanannya yang berupa garis pendek (Yin) dan panjang (Yang) sebagai teks klasik tertua. Di dalamnya, terdapat semua upaya pengaturan seluruh situasi kehidupan manusia secara pribadi maupun kelompok. Semua tertuang berupa 64 macam heksagram yang ekuivalen dengan bilangan heksadesimal 4DC0 sampai dengan 4DFF yang kini tersimpan sebagai Unicode pada Operating System computer mulai tahun 2000. Prinsip dasarnya ialah sifat pencipta atau pemberi (langit, cahaya, padat pada unsur Yang) dan penerima (bumi, gelap, lunak pada unsur Yin.
Kematian sebenarnya tidak ada sebab yang ada hanya perpindahan dari satu dimensi ke dimensi lain melebihi kecepatan cahaya sehingga lebih tepat disebut peralihan. “Itulah perjalanan setiap orang ke alam baka, ke dimensi lebih tinggi. Yang mati adalah badan kasar saja,” pungkasnya. Banyak orang yang sadar namun tidak mau tahu. Ibarat orang menyangkal teori gravitasi bumi. Percaya atau tidak dengan teori tersebut, jika orang itu lompat dari gedung tinggi, pasti orang tersebut jatuh ke bawah. Demikian pula dengan hukum sebab akibat, menanam padi pasti tumbuh padi. “Kelahiran dan kematian setiap orang sudah takdir, di antara keduanya terjadi berbagai kemungkinan nasib dalam beragam dunia pararel. Sehelai daun yang jatuh pun sudah terpastikan ribuan tahun silam,” terang Anton. Hal-hal deterministik tersebut pun sudah dipastikan dalam proyek dimensi Psi (Deviation of Variance, 11 September 2001) yang diketuai Prof Roger Nelson dari Princeton University.
Lantas, apa yang akan terjadi di tahun 2012? Anton memaparkan beberapa kemungkinan skenario yang ada seperti perubahan cuaca karena berubahnya arus teluk, ambruknya sistem perekonomian dunia, perpindahan kutub magnet bumi, perubahan rotasi bumi ,serta beragam bencana alam yang akan terjadi. Hujan deras, banjir, gempa bumi, badai matahari, tsunami, dipredikasi akan terjadi sepanjang 2012 dengan korban jiwa yang mendekati 2/3 umat manusia. Perubahan besar pada tingkat kesadaran manusia juga bergeser menjadi kesadaran kuantum dan kesadaran spiritual. Akibatnya, manusia yang tersisa akan mampu membaca pikiran sesamanya bahkan bicara dengan hewan dan tumbuhan. Planet bumi pun berubah total dengan pembangunan bumi yang disokong oleh makhluk alien dengan peradaban 10.000 tahun lebih maju daripada bumi.
Saat ini, manusia terus menggila dalam pemakaian SDA yang ada, padahal mereka tahu bahwa bumi bisa hancur terbukti dengan adanya pemanasan global saat ini. “Tahap itu masih bisa dicegah tetapi tidak bisa dilakukan seorang diri. Beberapa sudah menanam pohon, mengurangi emisi, dan mengalihkan tenaga alam, namun semua itu masih belum cukup,” tegasnya. Di Indonesia saja banyak lahan subur yang amblas setiap bulan, belum lagi jumlah flora dan fauna yang punah demi alas an sederhana yaitu demi isi perut. Secara global, hal itu terjadi dengan dalih memaksimalkan profit. “Inilah mindset dunia keempat, alam topeng yang penuh kepura-puraan. Manusia punya berbagai kitab suci dan rumah ibadah penuh, tetapi kejahatan meningkat. Ini kan kontras dan tidak beres, inilah topeng di zaman materi yang diungkapkan suku Hopi,” imbuh Anton.
Bicara soal tanda kesembilan, banyak yang menyangka hal yang dimaksud adalah hancurnya pesawat ulang alik Columbia saat mengangkasa 1 Februari 2003 silam. Ada pula yang menyangka sura gemuruh yang dimaksud adalah International Space Station (ISS). “Jika bangsa Maya berani menyatakan tanggal, kita tidak perlu bilang tanggalnya bisa-bisa jadi penyesatan,” ujar penghobi IT ini.
Anton pun pernah mengalami sendiri vision sebanyak dua kali bersama alien. Ia melihat dirinya berada di sebuah pesawat luar angkasa yang ibarat suatu kota dengan jarak sekitar 900 km dari bumi. Dalam visinya, Anton menjadi saksi hidup bagaimana bumi’dibersihkan’. Sejak mengalami visi itu, Anton menjadi manusia yang cenderung diam, rendah hati, dan tidak suka publikasi. Konon, ada tiga syarat untuk bisa bertemu dengan ras makhluk cerdas itu yaitu minimalisasi ego, maksimalisasi kerendahan hati, dan keheningan. Tak lupa, Anton berpesan agar manusia hidup tulus, melakukan aktivitas apa adanya meski mengetahui kabar mengenai isu 2012, sembahyang, menjauhi hal negatif, membuat bumi hijau, melakukan bakti social, dan berupaya tidak memakai ‘topeng’. “Apa yang terjadi, terjadilah. Perasaan itu membuat legowo,” tutupnya. (ms1/wu)