Cyber Media
Call Warta: 2981039
Ketika persahabatan berubah jadi cinta, tak pelak hati ini bisa gundah memutuskan hendak melanjutkan persahabatan atau mengambil resiko mengutarakan perasaan demi mengubah status sahabat menjadi kekasih. Rupanya, 59,48% responden memilih terus bersahabat dan 40,52% lain mantap melanjutkan hubungan sebagai seorang kekasih.
Mengetahui munculnya perasaan lain di luar rasa persahabatan, beragam respon dilakukan para mahasiswa Ubaya. “Coba menghapus sebisanya deh pokoknya. Cinta kan nggak harus memiliki,” pungkas Denis Ang asal FF. Ronald malah jadi salah tingkah ketika bertemu sahabatnya setelah mengetahui perasaannya itu. “Ini waktunya persahabatan diuji,” katanya sambil tertawa. Banyak juga yang mampu bersikap biasa namun mengaku dag did dug juga. “Yah kalau ditembak dan suka nggak menutup kemungkinan jadian,” sambung Febe, mahasiswi FT.
“Aku khawatir kalau sudah berpacaran dengan sahabat sendiri bisa cocok atau nggak,” ujar Ricky Angga dari FBE mewakili responden yang memilih terus bersahabat. Alasan mempertahankan prestasi juga menjadi salah satu kendala untuk lanjut pada pacaran bagi Luwidianto. “Aku mau fokus dulu meraih IP 4,” tukas cowok FTB yang merasa tertarik pada sahabatnya karena kecocokan sifat mereka. Berbeda dengan Antonio yang takut ditolak saat mengungkapkan perasaan pada sahabatnya. “Kalau ditolak bisa jadi persahabatan kami ikut putus karenanya,” kisah arek FT ini. Apalagi yang namanya sahabat berbeda dengan pacar. “Sudah cocok jadi sahabat, bisa canggung kalau pacaran,” sahut Ardian dari Poltek.
Felly, dara asal FP memutuskan melanjutkan ke tahap pacaran karena merasa cocok dan nyaman saat bersama sahabatnya. “Karena merasa cocok itulah jadi penasaran dan ingin kenal lebih dalam,” sambung Soni asal FF menyetujui Felly. Kevin asal FBE juga menambahkan jika merasa cocok dan sudah saling suka, apa salahnya membiarkan hubungan itu berubah jadi pacaran. “Happy banget, banyak dukungan juga sih,”ungkapnya. (asp)