Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Sepergi- perginya burung, harus kembali ke kandangnya.“
Kegiatan berinteraksi dengan orang lain memang tidak terpisahkan dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial. “Setiap orang punya cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hang out adalah salah satu perwujudan dimana orang bisa melepas penat dengan pergi bersama teman, mengobrol, mendengar musik, dan sebagainya,” terang Dra Soerjatini Rahaju MA, Wakil Dekan II FP Ubaya.
Lebih lanjut, perempuan asli Surabaya ini menjelaskan bahwa hang out memang bagian dari kehidupan modern. Iapun menyontohkan kultur di barat yang menganggap anak usia 18 sudah cukup dewasa sehingga membuat mereka tidak nyaman jika membuat janji dengan seseorang di rumah. “Alternatifnya ya di mall, apalagi sekarang fasilitasnya makin lengkap. Orang jadi merasa cukup dengan berekreasi ke mall,” lanjutnya.
Kegiatan hang out pun lebih bervariasi seiring perkembangan zaman. Contoh positifnya adalah melakukannya sekaligus melaksanakan janji bisnis dengan kolega. Dampak negatif muncul jika kegiatan tersebut menjadi ajang pelarian yang berakibat merenggangnya hubungan terutama dengan keluarga. “Fungsi rekreasi dalam keluarga bisa kabur bahkan hilang nantinya. Ditambah lagi kemungkinan terjadinya pergaulan bebas jika tidak membatasi diri dengan baik,” pungkasnya.
Menyikapi dampak negatifnya, Soerjatini memaparkan perlunya kesadaran pelaku bahwa yang dilakukan hanyalah pemenuhan semu dan tidak efektif akan kebutuhan berinteraksi. “Keluarga berperan penting mengenali apakah pergaulan yang ada benar atau salah,” tegasnya. Jika sudah benar pun, keluarga wajib memiliki magnet yang lebih kuat dalam menarik anggota keluarganya lebih senang berekreasi di rumah daripada hang out.
Bukan hal mudah menciptakan magnet tersebut. Keluarga harus mampu memenuhi fungsinya dalam hal ekonomi, sandang pangan, rekreasi, interaksi, serta komunikasi. Perlakuan yang tepat bisa menjadi salah satu poin penarik. “Kan nggak mungkin anak sudah besar masih dikeloni orang tuanya. Ingat, ngobrol pun terbilang hang out kok,” terangnya sambil tergelak.
Ibarat vitamin, hang out yang baik dan dalam kadar normal memang bisa memebuhi kebutuhan. Namun hang out juga bukan sesuatu yang wajib dilakukan selama kepenatan terlepaskan dengan interaksi bersama keluarga. “Intinya, dalam keluarga perlu situasi yang kondusif dan rileks. Nantinya, hang out hanya menambah fungsi relaksasi,” pesannya. (moe,iuz)