Warta
UBAYA
21-11-2024
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Serba Serbi
- Libatkan Pengetahuan dalam Memanfaatkan Toga
Diturunkan dari generasi ke generasi membuat obat tradisional tak pernah lekang termakan masa. Meski popularitasnya menurun akibat banyaknya obat kimia yang beredar di pasaran, buktinya resep obat tradisional masih banyak dilakoni masyarakat. Perlu diperhatikan agar jangan memandang obat tersebut sebelah mata. Sebab selain bersumber dari adat dan kepercayaan nenek moyang, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan sendiri manfaatnya secara nyata menurut ilmu pengetahuan.
Seiring banyaknya penyakit lama maupun baru yang bermunculan, Tanaman Obat Keluarga (Toga) kembali menjadi pilihan untuk dikonsumsi dibanding obat modern yang mengandung bahan kimia. Olahan Toga memang jauh lebih murah dan mudah didapatkan selain biasa dipakai untuk bumbu dapur. Hebatnya lagi, tak banyak keluhan timbulnya efek samping karena obat tersebut masih bisa diterima oleh tubuh.
Melihat fakta tersebut, produsen obat pun mulai melirik Toga sebagai peluang. Akibatnya, kini sangat mudah menemukan olahan Toga yang telah dikemas dalam bentuk cair, kapsul, serbuk, maupun tablet. Tetapi sekali lagi, jargon natural menjadi andalan mereka untuk menarik konsumen.
Obat modern pun tak mau kalah berpromosi. Mengakali harganya yang tinggi, dibuatlah obat generik yang jauh lebih terjangkau dengan khasiat yang hampir serupa obat dengan harga menjulang. Hanya saja, ada obat yang boleh dibeli hanya lewat resep dokter dan ada pula obat OTC atau over the counter yang boleh dibeli dengan bebas. Hal tersebut bermula dari sifat obat kimia yang memang mampu bereaksi lebih cepat namun memiliki efek samping tertentu yang bisa membahayakan peminumnya jika sembarangan mengonsumsi obat.
Lantas, bagaimana menentukan jenis obat yang tepat untuk memperoleh hasil terbaik? Menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengetahui dulu perbedaan keduanya. Secara umum, obat herbal sejenis Toga memiliki efek samping relatif kecil bahkan tidak memiliki efek samping jika digunakan secara tepat. Sayangnya, jenis obat ini bereaksi lambat karena membutuhkan waktu untuk menyatu dalam metabolisme tubuh. Perlu diperhatikan pula fase tertentu dimana penderita bisa nampak lebih parah kondisinya sebelum mencapai kesembuhan. Reaksi tersebut mungkin terjadi karena proses pembuangan racun dari tubuh.
Jenis ini juga lebih disarankan dalam proses rehabilitasi penyakit kronis yang perlu pengobatan dalam jangka waktu lama. Hal ini terkait alasan minimnya efek samping dan cara kerjanya yang memperbaiki seluruh sistem tubuh. Walaupun tergolong aman, perlu kewaspadaan yang cukup agar tidak asal meracik sendiri tanaman- tanaman tersebut. Jangan sampai memberi diagnosis sendiri pada penyakit yang belum pasti kemudian meminum obat yang tidak pasti juga. Efek samping yang timbul mayoritas mirip gejala alergi seperti pusing, sakit kepala, mual, atau muncul ruam.
Berbeda dengan obat modern yang selalu memiliki efek samping tertentu meski bereaksi lebih cepat pada tubuh. Cara kerja obat ini adalah dengan mengatasi gejala dan meredam rasa sakit yang timbul. Namun hanya bermanfaat memperbaiki sistem tubuh tertentu saja sehingga tidak dianjurkan untuk mengatasi penyakit kronis. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, dikhawatirkan efek samping yang ada akan terakumulasi dan melampaui batas toleransi tubuh dalam menerima bahan kimia di dalamnya. Akhirnya, kondisi penderita bukannya membaik malah bisa lebih buruk.
Intinya, dalam menggunakan obat harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jika dibutuhkan cepat, obat kimia lebih direkomendasikan. Sebaliknya untuk penyakit kompleks dan menahun, obat tradisional adalah pilihan tepat. Kombinasi keduanya tetap disarankan untuk mendapat hasil optimal. Asalkan telah berkonsultasi dengan dokter atau ahlinya. Seperti halnya obat modern, pemanfaatan Toga pun harus melibatkan pertimbangan pengetahuan. (mei)
[ Posted 05/04/2011 oleh welly ]