Cyber Media
Call Warta: 2981039
Punya pacar memang enak. Pergi ke mana-mana ada yang menemani. Namun beda ceritanya kalau berpacaran long distance. Punya pacar tapi nggak punya gandengan. Serasa jomblo tapi nggak available. Pacaran long distance memang susah. Namun, siapa bilang nggak ada enaknya sama sekali? Mari kita simak pernyataan Budiyanto Darmadi, mahasiswa Teknik Elektro 2008 yang merasakan bagaimana rasanya berpacaran long distance.
WU: Apakah definisi pacaran menurut kamu?
Budi: Menurutku pacaran adalah masa perkenalan dan masa penyesuaian dengan pasangan kita sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius.
WU: Menurut kamu tujuan dan manfaat pacaran itu apa sih?
Budi: Dengan pacaran, kita bisa tahu baik dan buruknya pasangan kita. Kita juga bisa menyesuaikan diri kita dengan kekurangan yang dimiliki oleh pasangan agar saat perkawinan nanti rumah tangga kita nggak seperti kapal pecah.
WU: Kok bisa sih kamu sampai pacaran long distance?
Budi: Karena aku berasal dari Semarang dan merantau ke Surabaya untuk kuliah. Sedangkan pacarku masih sekolah di Semarang.
WU: Apa dampak positif dan negatif dari pacaran long distance yang kamu rasakan ?
Budi: Positifnya yang paling aku rasakan adalah cinta kami diuji, apakah serius atau tidak. Selain itu karena jarang bertemu, saat-saat bertemu menjadi saat-saat yang paling indah. Kalau dampak negatifnya, banyak godaan yang silih berganti berdatangan.
WU: Batasan apa saja yang kamu tetapkan selama berpacaran ?
Budi: Kalau batasan secara fisik, yang penting nggak ciuman sembarangan di depan umum atau hal-hal lain yang bikin kita kena Undang-Undang Anti-pornografi. Maksimal menggandeng tangannya saja waktu sedang jalan-jalan supaya dia nggak hilang. Kalau batasan tentang masalah pribadi, nggak ada. Soalnya dia harus tahu keadaanku yang sebenarnya.
WU: Berapa budget yang kamu keluarkan untuk berpacaran?
Budi: Untuk komunikasi biasanya aku menghabiskan pulsa kurang lebih 20-30 ribu rupiah per minggu. Sebelum pulang ke Semarang, aku selalu membawakan oleh-oleh untuknya, dan kalau sudah di Semarang, kita jalan-jalan habis sekitar 50 ribu rupiah.
WU: Bagaimana tanggapan orangtua tentang masa pacaran kalian ?
Budi: Tanggapan orangtuaku sih tanggapan yang klasik seperti kalian itu masih kecil sudah pacaran. Kerja saja belum, mau makan apa nanti? Pasir? Batu? Sekarang pasir dan batu saja harus beli.
WU: Mengapa kamu memilih mempertahankan pasanganmu meski harus berpacaran long distance?
Budi: Karena kita sudah merasa sangat cocok
WU: Bagaimana cara agar kamu bisa mempertahankan hubungan long distance itu?
Budi: Berani mengakui jika ada kesalahan, tidak egois, saling memahami dan tidak saling membalas jika ada yang merasa disakiti
WU: Pesan-pesanmu untuk mahasiswa tentang pacaran ?
Budi: Pesan buat mahasiswa jomblo, mencintai itu lebih berat daripada menerima cinta itu apa adanya. Jika sudah siap mencintai, bersiaplah untuk berubah untuknya, bukan dia yang berubah untukmu. Pesan yang buat yang punya pacar, pacaran adalah memahami pasanganmu, mencintai pasanganmu, menyesuaikan dirimu untuk dirinya.