Warta
UBAYA
21-11-2024
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Serba Serbi
- Sampai Kehabisan Nafas di Lift
Bagi sebagian orang berada di tempat dengan kapasitas volume ruangan sempit menjadi suatu yang menyeramkan. Seperti gudang, lift, ataupun toilet umum. Hal itulah yang dirasakan seorang pemilik claustrophobia.
”Pokoknya jangan sampai deh aku naik lift,” ungkap Dean Martika Larasati, mahasiswi Poltek yang memiliki phobia terhadap tempat sempit. Phobianya ini berasal ketika terjebak di lift saat berusia lima tahun. ”Sampai kehabisan napas, trauma deh pokoknya sampai sekarang,” pungkasnya.
Meski kebanyakan orang menutupi phobianya, berbeda dengan Dean yang mengakui terang-terangan. ”Justru teman-teman sangat mengerti keadaanku,” ujarnya. Malahan, temannya selalu menghindari lift jika sedang bersama Dean. ”Kalau terpaksa naik lift, aku nutup mata biar nggak terbayang yang aneh-aneh,” ujar kelahiran 20 Februari 1992. Upaya serupa juga dilakukannya sewaktu berada di tempat sempit lainnya, dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan diri.
Terapi pun pernah dijalaninya untuk menghilangkan phobianya. Namun hal itu tidak memberikan efek apapun. ”Nggak tahu deh, terapinya belum berhasil. Sampai saat ini aku masih takut berada di tempat sempit,” ucapnya pasrah. Meski sempat gagal, hal itu lantas tak menyurutkan niatnya untuk terus menghilangkan phobianya. ”Aku sempat mencoba pengobatan alternatif dengan hipnotis. Berhasil sih, tapi cuman bertahan tiga hari saja,” kisah alumni SMAN 1 Surabaya.
Baginya yang terpenting, selama bisa menjaga diri dan menjauhi tempat yang ditakuti pasti ia bisa menjalani hari dengan normal. ”Yah, biarpun gagal yang penting udah berusaha,” katanya ringan. (mei, re9)
[ Posted 04/01/2011 oleh welly ]