Cyber Media
Call Warta: 2981039
Belakangan ini marak kita temui lomba tentang costume play (cosplay). Ubaya Carnival pun juga mengusung perlombaan ini. “Bahkan di ITB, salah satu cara mengantar wisudawan, para mahasiswanya diwajibkan menggunakan cosplay,” terang Kumara Sadana Putra, salah satu dosen DMP Ubaya.
Cosplay sebenarnya adalah adopsi kostum dari tokoh idola. Bukan sekedar meniru, cosplay mengadopsi semua gaya serupa aslinya. “Namun bukan berarti meniru karakter, cosplay hanya mengadopsi output-nya saja,” terang Kumara. Demam cosplay masuk ke Indonesia sebenarnya sudah cukup lama, yaitu sekitar tahun 90an. Budaya yang masuk saat itu masih terpengaruh western style, seperti jagoan-jagoan dalam komik Marvell.
Mengapa cosplay banyak mengadopsi budaya luar? “Idola itu tercipta dari konsumsi visual yang diserap,” jawab alumni ITB ini. Agar lebih jelas, bandingkan jam tayang kartun Jepang dengan Indonesia. Kartun Jepang seperti Naruto lebih banyak muncul di televisi dibanding kartun asli Indonesia seperti Unyil. “Akibatnya, banyak anak Indonesia yang lebih menggemari kartun buatan luar itu. Banyak pula Cosplay yang mengarah pada budaya luar,” tambahnya.
Untuk biaya, banyak orang beranggapan cosplay butuh biaya banyak karena detail tiap tokoh idola yang diinginkan. “Namun sebenarnya, mahal atau murahnya cosplay tergantung kreativitas masing-masing,” jelas Kumara. Tak perlu membeli mahal, kita bisa mix and match apa yang ada. Bahkan ia mengaku pernah membuat cosplay yang hanya membutuhkan dana tidak lebih dari 50.000 rupiah. Bahan utamanya hanyalah kardus setebal tiga milimeter. Bahan itu berhasil diolah menjadi cosplay robot Gaban dalam waktu sekitar satu minggu.
Selain kostum Gaban, Kumara juga pernah menggunakan cosplay suporter, Sailormoon, Walker Texas Ranger. “Seorang desainer mempunyai habit yang paling mudah terkena wabah cosplay,” kata pria ramah ini. Cosplay berkaitan dengan fashion desain, industri kreatif dan pelan-pelan akan menumbukan jiwa seni seseorang. “Tak perlu meniru tokoh idola. Sederhana saja, kostum satpam pun termaksud cosplay,” terang dosen berkacamata ini.
Sayangnya, di Ubaya belum ada even rutin mengenai cosplay. Beberapa memang ada, seperti even yang diadakan Prodi Multimedia beberapa waktu lalu, akan tetapi belum diadakan secara rutin. Selama ini, event besar mengenai cosplay dibuat oleh Wahyu Aditya, dalam Festival Hello Motion. Ini adalah festival yang mendatangkan orang dengan menggunakan cosplay terbanyak. Sekitar 6.000 orang datang ke acara itu. (re7,eta)