Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Sepertinya bakal seru jika kita datang ke acara cosplay bersama teman-teman,” ujar Fredy Lona, seorang tutor ULC, ketika ditanya pendapatnya mengenai hobi cosplay. Meski tak pernah mengikuti event-nya, namun Fredy tetap mengikuti perkembangan cosplay.
Ia menjelaskan, style-style yang digunakan dalam cosplay kebanyakan mengikuti tokoh-tokoh anime, manga, dan game. Semakin mirip style-nya dengan tokoh yang ditiru, semakin bagus cosplayer (pelaku cosplay) tersebut. “Kriteria penilaian dalam lomba cosplay adalah kreativitas, keunikan, dan kecocokan dengan tokoh aslinya,” ujar Fredy.
Untuk pembuatan kostumnya, Fredy menilai bahwa biayanya terbilang relatif. “Tergantung kerumitan dan bahan yang di pakai,” tuturnya. Semakin tinggi kerumitannya, semakin mahal biaya pembuatan kostum cosplay. “Begitu pula dengan bahannya, kalau bahannya bagus, biayanya bisa jadi mahal juga,” lanjutnya.
Cowok yang suka maen game online ini berharap agar pecinta cosplay yang ada di Indonesia lebih kreatif dan lebih berani berekspresi. “Jangan hanya kostum, tetapi aksesoris juga harus terlihat mirip dengan karakter aslinya,” ucapnya. Sedangkan, untuk organizer penyelenggara cosplay, Fredy berharap agar lebih spesifik lagi dalam memilih pemenang. “Harus detail dalam membandingkan dengan karakter aslinya. Penilaian juga harus dari berbagai aspek yang spesifik,” tutupnya. (re5,caz)