Cyber Media
Call Warta: 2981039
Seorang yang hebat adalah seorang yang mampu melihat setiap peluang emas, dan memanfaatkan peluang itu menjadi sebuah sesuatu yang berguna. Sikap itulah yang tampak dari sosok Suharto, seorang pemilik stan makanan di Koperasi Karyawan (KOPKAR) Ubaya Tenggilis. Meskipun telah berprofesi sebagai petugas keamanan di Ubaya Ngagel, pria bersahaja ini tidak segan untuk mencari bidang usaha lain di luar profesi yang ditekuninya saat ini.
\"Saya hanya mencoba berwirausaha, untuk bekal di masa depan kalau nantinya sudah tidak aktif lagi di Ubaya,\" ungkapnya. Pria ramah ini menuturkan, usaha yang dirintisnya sejak kurang lebih satu tahun yang lalu ini hanya usaha kecil-kecilan. Ia menekuninya bersama sang istri.
Adapun makanan yang dijual di stan makanannya merupakan variasi aneka nasi, seperti nasi campur, nasi bungkus, dan nasi rames. \"Pokoknya bukan makanan yang ada kuahnya,\" ulasnya. Selain makanan aneka nasi, dijual pula aneka kue basah dan makanan ringan serta air mineral.
Menceritakan usahanya lebih jauh, stan Suharto biasa buka mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 sore. \"Yah sesuai jam kantor karyawan lah,\" tambahnya. Namun jika hari libur panjang, ataupun baru memasuki masa-masa MOB, pria kelahiran Blitar 50 tahun silam ini memilih untuk turut meliburkan dagangannya. Kenaikan harga bahan-bahan pokok juga turut mempengaruhi buka-tidaknya usaha Suharto. \"Kalau harga-harga sedang naik seperti sekarang ini, saya juga memilih untuk tutup dulu sementara,\" terangnya.
Selain cita rasa yang pas di lidah para mahasiswa dan karyawan, harga yang ditawarkan oleh stan milik Suharto ini juga sangat terjangkau. \"Harganya berkisar Rp 5.000,\" tukasnya. Suharto mengungkapkan, dia lebih memilih menawarkan harga yang terjangkau agar stannya tetap laku di kalangan penikmat kuliner.
Pria yang telah menjadi satpam di Ubaya sejak tahun 1984 ini mengaku memiliki menu andalan yang menjadi favorit para pembeli. \"Salah satu menu yang menjadi menu favorit adalah nasi campur,\" akunya. Meski mengaku tidak memiliki resep khusus, ayah empat orang anak ini hanya berharap agar dagangannya bisa laku terus dan dapat mengembangkan usaha lain lagi. (caz)