Cyber Media
Call Warta: 2981039
Kalau di Tenggilis ada Bakso Pepeng, maka di Ngagel ada Bakso Pak Pen. Pria yang bernama asli Sunarso ini sudah berjualan bakso sejak 1988, diawali dengan berjualan keliling. Namun sejak 1992 saat kampus Ngagel mulai banyak dipadati penjual makanan, Sunarso pun mulai ikut berjualan di bagian belakang kampus. ”Dulu belum ada kampus Tenggilis, di sini (Ngagel) masih ramai sekali,” kenangnya. Tempat berjualannya pun sempat berpindah hingga tiga kali karena diobrak hingga akhirnya bakso Pak Pen berjualan tetap di samping parkir sepeda motor Ubaya Ngagel.
”Tidak ada resep khusus kok untuk menarik pelanggan, yang pasti bikin pake daging sapi asli,” ungkap pria asal Jombang ini. Bakso yang dijual memang dibuat sendiri bersama istrinya. Hanya, untuk gorengan, tahu, dan siomay, Sunarso menyetok dari seorang pembuat. Dulunya, Sunarso memang bekerja pada orang, namun karena merasa kurang nyaman dia pun memutuskan berdagang sendiri.
”Resep baksonya dicoba-coba sendiri, yang penting pas di mulut,” aku Sunarso perihal resepnya yang masih asli tanpa pernah diubah itu. Kuah bakso sengaja dibuat tanpa rasa untuk menonjolkan kaldu aslinya. Garam, jeruk nipis, dan kecap pun tersedia untuk menyikapi pelanggan dengan berbagai selera, sehingga pelanggan tak perlu khawatir soal rasa yang kurang sesuai. Maraknya isu penambahan bahan kimia pada bakso pun dijamin tidak berlaku bagi bakso Pak Pen. ”Saya tidak pakai begituan, wong sekali bikin pasti habis kok. Sayang uangnya,” tepisnya.
Berbagai pengalaman menghadapi para pelanggan pun telah dialami. ”Ada mantan mahasiswa Ubaya yang sudah jadi pramugari, tapi kalau pulang Indonesia pasti mampir ke sini sama orang tuanya juga,” bebernya. Ada pula pelanggan yang suka pesan tapi ditinggal pulang setelah bayar, sehingga baksonya jadi mubazir. Meski merugi, namun Sunarso menganggap setiap hal buruk pasti punya balasannya sendiri. ”Buat apa dikenang yang jelek-jelek, pelanggan yang baik juga banyak kok,” tukas pria yang mengutamakan keramahan dalam melayani pelanggan ini. (mei)