Cyber Media
Call Warta: 2981039
Bunyi belnya yang khas seakan menjadi magnet tersendiri bagi penikmat jajanan satu ini. Tak heran, jualannya pun ludes hanya dalam waku beberapa jam saja. Memang ketenaran Pentol Idola sudah terkenal di kalangan civitas akademika Ubaya. Simak yuk hasil interview WU dengan Imam, si penjual pentol yang banyak digemari ini.
Tak jauh beda dengan bakul pentol yang lain, jenis makanan yang dijual Imam meliputi pentol, tahu, gorengan, dan pentol isi telur puyuh. “Biasanya anak-anak beli campuran pentol, tahu, gorengan. Harganya seribu dapat enam,” tutur pria berkumis tipis ini. Sedangkan pentol isi telur puyuh dibanderol per buahnya 750 rupiah. Tak lupa juga dilengkapi dengan bumbu untuk menambah rasa lezat. Bumbu yang tersedia yaitu saus tomat, saus pedas, saus kacang, sambal, dan kecap. “Biasanya yang paling cepat habis adalah saus kacang,” ujarnya lagi.
Uniknya, tidak seperti penjual lainnya yang cenderung menetap di suatu tempat. Imam melayani sendiri pembelinya melalui sistem delivery dengan pemesanan lewat sms. “Biasanya pesanan akan datang satu jam setelah order atau keesokan paginya jika memesan sore hari,” jelas pria yang sudah menjadi penjaja pentol sejak akhir 2004 ini. Namun tak jarang juga, ketika sepeda motornya lewat, banyak pembeli yang langsung menyetop.
“Untuk jangka waktu pemesanan pada sore hari, saya batasi dari jam 15.00 sampai 17.30, lewat itu sangat mungkin besok sampainya telat,” tutur penjual murah senyum ini. Selain daerah Tenggilis, Imam juga melayani pesan antar kirim untuk daerah Surabaya lainnya, seperti Prapen dan Bubutan, asalkan ada jumlah minimum pesanan.
Rasa pentol Idola yang enak, ditambah gorengan yang renyah pastinya mengundang penasaran untuk menggali resepnya. “Saya memang memasak pada saat subuh sebelum berjualan, supaya gorengannya tetap renyah. Untuk pentol, porsi dagingnya memang saya tambah. Kalau kebanyakan kanji, malah rasanya lengket,” tutur pria asli Kediri ini. Selain itu, untuk menjaga kualitas bumbu yang digunakan, Imam juga tak segan-segan merogoh kocek lebih. Karena itulah, tak heran, pentol jualan Imam pun laris manis.
Imam pun sempat kewalahan dengan banyaknya pembeli. Karena tak mau mengecewakan pelanggan, pria yang berdomisili di kawasan Rungkut ini meminta bantuan sang adik untuk membantunya berjualan. “Adik saya berjualan di area Mejoyo selatan, sedangkan saya di area Mejoyo utara,” tutup pria yang berhasil membeli rumah sendiri berkat pekerjaannya itu. (mry)