Cyber Media
Call Warta: 2981039
Pengobatan alternatif dengan pemanfaatan hewan, kini menjadi trend di kalangan masyarakat. Dulunya hewan digunakan sebagai media pengujian obat-obatan, sekarang menjadi sumber pengobatan alternatif bagi manusia. “Asalnya pengobatan tradisional dengan pemanfaatan hewan tersebut dari Cina,” tutur Ida Bagus Made Artadana, dosen FTB. Sebenarnya, ada dua jenis pemanfaatan hewan untuk pengobatan. “Yang pertama, pemanfaatan hewan itu secara langsung, kedua yaitu pemanfaatan turunan dari suatu organisme atau biasa disebut animal derivate,” tuturnya.
Arta memberikan beberapa contoh pemanfaatan hewan bagi kesehatan. Misalnya saja, lintah. Biasanya digunakan untuk pembedahan atau transplant kulit. “Bila terjadi pembekuan darah maka darah akan dihisap oleh lintah agar tidak terjadi pembekuan,” terangnya. Contoh lainnya, akupuntur ikan. “Lewat akupuntur, jalur sistem saraf akan terinisiasi sehingga menjadi aktif kembali,” ujarnya. Sedangkan pemanfaatan animal derivate, seperti pada minyak ikan cod dan serum dari antibodi kuda yang telah disuntikkan bisa ular. “Ada juga hormon insulin, didapat dari pankreas babi,” tambahnya.
Memanfaatkan hewan untuk pengobatan juga memiliki resiko. “Kalau obat luar, resikonya iritasi kulit. Sebaliknya bila disuntikkan ke dalam tubuh bisa menyebabkan respon imunitas, penggumpalan darah, bahkan kerusakan organ,” tegasnya. Adapun pengalaman pribadi seputar pemanfaat hewan. “Saya pernah mengalami luka bakar, setelah diolesi minyak dari daging biawak lukanya cepat kering,” bebernya.
Melihat pesatnya perkembangan pengobatan lewat pemanfaatan teknologi maupun rekayasa genetika. Namun, Arta lebih menyukai pengobatan tradisional dibanding pengobatan modern. “Terkadang, pengobatan tradisional belum teruji secara medis, maka dari itu dibutuhkan standardisasi terhadap penggunaannya,” pungkas dosen pengajar mata kuiah Imunologi, Biologi Sel, dan Biologi Tanaman.
Selain itu, Arta juga menegaskan perlu diperhatikan asal muasal hewan yang digunakan sebagai sumber pengobatan tersebut. “Jangan sampai hewan didapatkan dari penangkaran langsung, tidak melalui hasil budidaya karena dapat merusak keseimbangan lingkungan,” tuturnya. Arta juga berpesan bahwa pemanfaatan obat-obatan adalah pilihan kedua. “Yang terpenting adalah menjaga kesehatan, sebisa mungkin jangan bergantung pada obat,” tutupnya. (caz)