Cyber Media
Call Warta: 2981039
Salah satu akomodasi mahasiswa yang kerap dijumpai adalah tempat kost. Tak terkecuali di sekitar kampus tercinta kita. Ada puluhan rumah kost bagi mahasiswa, tentunya dengan harga dan fasilitas yang beragam. Salah satu mahasiswa yang menjadi penghuni tempat kost itu adalah Hadi Sumarsono. Mahasiswa FF angkatan 2007 ini sudah menempati sebuah rumah kost di kawasan Rungkut Mejoyo Selatan sejak resmi menyandang status sebagai maharu.
“Kebetulan pada saat itu ada teman di Surabaya yang mencarikan tempat kost yang aku tempati sekarang. Malah, uang mukanya sudah dibayar,” kisah cowok asal Tarakan, Kaltim itu ketika ditanya alasannya memilih kost. Fasilitas yang didapatkan dari tempat kost tersebut meliputi setrika baju, nasi putih gratis, televisi dan kulkas umum serta air dengan biaya 470.000 rupiah per bulan. “Namun yang disayangkan, WC-nya terkadang mampet dan jalan di depan kost sering banjir setelah hujan deras,” curhatnya.
Meskipun merasa nyaman dengan suasana kost yang akrab serta didukung dengan jarak yang dekat dengan kampus, sulung dari empat bersaudara ini mengaku masih lebih enak di rumah sendiri. “Kalau di rumah sendiri kebutuhan logistik lebih terjamin. Kebetulan, di dekat kost jarang ada penjual makanan,” tutur cowok yang hobi bermain keyboard itu. Namun bagaimanapun juga Hadi mengakui jika tinggal jauh dari orang tua rasanya lebih bebas, seperti tidak dibatasi jam malam.
Seperti kebanyakan mahasiswa ngekost lainnya, mantan maping ini juga wajib mematuhi beberapa tata tertib yang berlaku bagi semua penghuni kost. Seperti mematikan AC atau lampu jika sudah tidak dipakai dan melarang lawan jenis untuk masuk kamar. Soal harapan ke depan, cowok yang juga aktif menjadi asdos itu ingin memiliki rumah sendiri di Surabaya. “Jika punya rumah sendiri, kesannya lebih private dan biaya yang dikeluarkan lebih murah,” tutup cowok ramah ini. (mry)