Cyber Media
Call Warta: 2981039
11 Mei 2013 adalah sesi terakhir perbincangan bersama murid-murid dari SMP Negeri 1 Surabaya (SPENSA) terkait isu seksualitas yang ada di sekitar. Kegiatan tersebut adalah bagian dari program Sekolah Peduli Kesehatan Seksual dan Reproduksi Siswa (SEKSI), kerjasama Kelompok Studi Gender dan Kesehatan (KSGK) FP Ubaya dan beberapa SMP di Surabaya yakni SPENSA dan SMPK Santo Carolus Surabaya.
Kelekatan antara lebih dari 10 mahasiswa asal FP dan FBE Ubaya sebagai pendamping dengan adik-adiknya pun tak kalah mengharukan. Mereka merasa senang berkumpul dengan adik-adik SMP dan merasa rindu ketika lama tidak bisa datang kembali bersama mereka. Selain kelekatan emosional, Ilhami Septi Pratiwi selaku salah satu mahasiswa pendamping asal FP mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan SEKSI bisa menambah kepercayaan diri mereka untuk menghandle forum, berbicara di depan umum, maupun bertanggung jawab mengatur aktivitas pelatihan.
Selama kurun waktu Desember 2012 hingga Mei 2013, kegiatan SEKSI dilakukan di kedua SMP tersebut dengan metode beragam yakni bermain, berdiskusi, bermain drama, sampai nonton bersama. Topiknya mulai dari mengenal diri sebagai tubuh seksual, gender di sekitar kita, membangun kelompok peduli, relasi yang sehat, cinta dan pacaran, keberagaman orientasi seksual, seks dan pornografi, hingga kekerasan dalam pacaran.
Support dari orang tua dan pihak-pihak terkait sangat diperlukan. Mengingat sebelumnya, ada beberapa alasan mengapa program ini agak sulit diterima oleh sekolah. Pertama, kegiatan sekolah yang sudah sangat padat sehingga seolah mengalami kesulitan untuk mengalokasikan waktu. Kedua, terbatasnya resource dari pihak sekolah untuk turut mendampingi siswa melakukan kegiatan. Ketiga, sulitnya berargumentasi dengan pihak Diknas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan baru terkait pelaporan di akhir kegiatan.
Dari hasil evauasi dengan siswa SMP menunjukkan bahwa mereka berpendapat kegiatan ini sangat penting, sangat membantu membuka wawasan dan pengetahuan, asyik, seru, serta menyenangkan. Ero selaku pengajar Bimbingan Konseling SMPK Santo Carolus turut mengatakan bahwa kegiatan ini banyak peminat, sehingga ia harus membatasi jumlah siswa yang ikut serta. Tak sampai disitu saja, kegiatan ini turut ditasbihkan sebagai salah satu program unggulan sekolah. What a breakthrough!
oleh : Siti Mazdafiah SS MWS, koordinator pelaksana harian KSGK Ubaya