Cyber Media
Call Warta: 2981039
Seorang anak harus diajarkan untuk mengenal energi terbarukan yang disebut juga energi ramah lingkungan sejak dini. Sebagai contoh mematikan lampu yang sudah tidak dipakai adalah kebiasaan yang harus ditanamkan sedini mungkin oleh orang tua. Hal ini penting karena penghematan energi sejak dini dapat membantu seorang anak untuk mempunyai kebiasaan ramah lingkungan. Seiring dengan bertambahnya usia seorang anak, pembiasaan ini menjadi tanggung jawab institusi pendidikan.
Menilik fenomena tersebut, maka pada 15 Januari lalu Pusat Studi Energi Terbarukan (PSET) Ubaya menggelar seminar mengenai global warming dan energi terbarukan di gedung perpustakaan lantai 5 Ubaya. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi SMP Kristen Anak Bangsa beserta guru pendamping. “Memperkenalkan sumber energi terbarukan sejak dini merupakan salah satu tanggung jawab dari banyak orang, terutama kita sebagai institusi pendidikan,” ungkap Elieser Tarigan SSi MEng PhD.
Acara dimulai dengan pembukaan singkat yang dilanjutkan dengan pemutaran film tentang bahaya dan penanggulangan global warming. Pengenalan tentang energi terbarukan dikemas menarik dengan animasi interaktif. Para siswa beserta guru pendampingnya terlihat antusias mengikuti acara ini yang tercermin dari banyaknya siswa yang bertanya. Untuk lebih mengenalkan apa itu energi terbarukan kepada siswa, maka modul pembelajaran mengenai energi sinar matahari, energi angin hingga energi air pun ditampilkan.
Hal ini tentu dapat membuat para siswa mengenal lebih lanjut bagaimana kinerja energi terbarukan dan dapat menambah wawasan seperti apa cara kerja hingga pemanfaatannya. Adapun pendapat dari guru pendamping, “Luar biasa seminar ini, selain dapat membuat siswa berkembang, mereka juga diajari untuk menghemat dan memanfaatkan energi sejak dini.” (faz)