Cyber Media
Call Warta: 2981039
Di luar sana, kebutuhan akan biosensor yang banyak mengandung nanomaterial sedang meningkat. Padahal, di Indonesia biosensor sendiri masih merupakan ilmu baru. Walau demikian, pada 12 Oktober 2012 silam, Fakultas Teknobiologi (FTb) Ubaya mendapatkan kesempatan mendatangkan dosen tamu dari King Mongkut’s University of Technology Thonburi (KMUTT) Thailand yaitu Dr Werasak Surareungchai dari Sensor Technology Laboratory. Kuliah tamu yang bertema “Bio Principles in New Biotechnology and Bio Engineering and the Role of Nanomaterials” ini dilaksanakan di gedung SGFBE Ubaya.
Pengembangan biosensor ini mengarah ke suatu metode atau alat untuk mendeteksi material-material biologis, misalkan seperti protein atau glukosa dalam darah. Penggunaan nanomaterial yang cukup banyak pada biosensor ini mempermudah proses deteksi agar dapat dilakukan secara cepat dan massal. Misalnya saja mendeteksi minuman yang tercemari bakteri patogen. Dengan metode biosensor, maka kita dapat diketahui dengan cepat apakah minuman tersebut tercemar atau tidak, berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mendeteksi.
Di Indonesia memang masih tergolong ilmu baru akan tetapi di Thailand banyak penelitian yang menggunakan ilmu tersebut. “Saya harap para mahasiswa FTb dapat membuka pikiran mereka tentang pengetahuan baru seperti nanomaterial ini,” ungkap Dr Werasak. Ilmu yang sangat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di FTb ini memberi kesan tersendiri bagi Dekan Fakultas bioteknologi yakni Dr rer nat Maria Goretti M Purwanto kepada Dr Werasak Suraengchai. “Kuliah tamu ini benar-benar memberikan wawasan bagi mahasiswa bahwa ada hal menarik yang bisa ditekuni di dunia Biotechnology,” tutur dekan FTB ini. (re7,mdi)