Cyber Media
Call Warta: 2981039
Berstatus terakreditasi tak membuat Politeknik Ubaya berpuas diri. Usaha untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas demi menjaga eksistensi di tengah munculnya beragam politeknik baru menjadi opsi yang tak dapat ditolak.
Bertempat di ruang B.1.1 Ubaya Ngagel, 14 April silam dihelat suatu diskusi internal antara jajaran pimpinan dan dosen tetap Politeknik Ubaya terkait pendidikan vokasional secara luas. Menghadirkan Ir Era Purwanto MEng, pembicara asal Politeknik Negeri Elekto ITS ini mengusung tema mengenai ‘Arah Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasional di Indonesia, Peluang, dan Tantangan’.
Secara garis besar, diskusi yang bersifat institusional ini membahas konsep pengembangan pendidikan tinggi khususnya pendidikan vokasional. Berkaca dari fenomena yang ada, kekurangan dari sebagian besar politeknik adalah ketidakfokusan arah dan tujuan dari keberadaan institusi tersebut. Berbeda dengan universitas yang mengarah pada kompetensi adaptif dan inventif, politeknik seharusnya lebih mengarah pada kompetensi inovatif. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya memperoleh hibah dari DIKTI untuk pengembangan pendidikan.
“Untuk memperoleh hibah tersebut, suatu institusi harus memiliki tujuan dan motivasi yang jelas sebab pengenalan yang baik akan citra institusi juga menjadi poin penting dalam upaya perbaikan mutu,” ungkap Era. Diharap pula pengenalan yang baik akan membuka peluang evaluasi diri dan tujuan demi menutupi gap yang masih dimiliki banyak politeknik di Indonesia.
Dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut, sempat disinggung pula gagasan pembentukan program sarjana terapan atau D4. Dari diskusi itu pula dimunculkan banyak wacana mengenai kendala sekaligus peluang dengan hadirnya program D4. “Diskusi ini diharap bermanfaat bagi kemajuan Politeknik Ubaya kedepan dengan penjajakan pendidikan vokasional D4 dan upaya memperoleh hobah DIKTI,” tutup Ir Benny Lianto Effendy Sabema MMBAT selaku Direktur Politeknik Ubaya. (voz/wu)