Cyber Media
Call Warta: 2981039
Liburan bagi Warta Ubaya tak sekedar having fun biasa…
Setiap momen meninggalkan kesan berharga yang tak terlupakan…
Asyik, seru, dan menarik! Itulah gambaran sekilas liburan bersama kru Warta Ubaya (WU) ke Yogyakarta, 10-12 Februari 2012 lalu. Berangkat Jumat malam dari Surabaya menaiki bus, dengan perjalanan 10 jam tak menghapus semangat dari para kru tuk berwisata. Sesampainya di Jogja, para kru disegarkan oleh keindahan pantai Parangtritis. Angin pantai yang sejuk, deburan ombak, serta kilauan pasir pantai di pagi hari menghapus lelah selama perjalanan.
Setelah dari pantai Parangtritis, Candi Borobudur menjadi tujuan wisata berikutnya. Tempat yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia tersebut menjadi tempat yang tidak boleh dilewatkan oleh para wisatawan. Uniknya, para pengunjung diwajibkan mengenakan sarung demi menjaga kelestarian batik Indonesia, yang biasa disebut dengan sarungisasi.
Sepuluh lantai menyusuri tangga Borobudur dibawah terik sinar matahari cukup popular bagi wisatawan dosmetik bahkan manca negara. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan yang menawan dikelilingi puluhan drupa di puncak utama candi. Kepuasan inilah yang membuat candi ini menjadi objek wisata yang patut dikunjungi di kota pelajar itu.
Malamnya, Malioboro menjadi tempat berbelanja oleh-oleh khas Jogja. Mulai dari kaos ‘I love Jogja’, baju dan tas batik, sandal ‘joker’, ingá pernak-pernik ala Jogja tersedia dengan harga terjangkau. Hiruk pikuk serta kepadatan pengunjung memang menjadi khas Malioboro.
Keesokan harinya, Ketep Pass menjadi tujuan terakhir rombongan WU. Di sana terdapat Ketep Volcano Center berisikan sejarah dan miniatur gunung Merapi di dalamnya. Tak lupa, para kru menyaksikan film dokumentasi “Merapi Never Lie” yang mengisahkan betapa sang Merapi terus aktif dan sewaktu-waktu mengingatkan manusia untuk terus menjaga kelestarian alam Indonesia.
Di penghujung perjalanan kru WU, Bendot Kasnadianto selaku penanggung jawab perjalanan kali ini mengucapkan sepatah dua patah kata penutup. Ia menyampaikan terimakasih kepada segala pihak yang terlibat. “Inilah Warta Ubaya, merekatkan tali persaudaraan tanpa ada perbedaan usia, jabatan, dll. Kita ádalah satu kesatuan, keluarga Warta Ubaya,” tutupnya. (puz/wu)