Cyber Media
Call Warta: 2981039
Dosen bernilai unggul tidak hanya diukur dari kemampuannya menyampaikan mata kuliah kepada mahasiswa tetapi juga dari keaktifannya membuat suatu buku ajar yang disusun sendiri. Sejumlah dosen di Ubaya sendiri telah memiliki gagasan untuk menulis buku ajar yang akan siap dikompetisikan dalam program hibah penulisan naskah buku ajar di tahun ini.
Menanggapi hal tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Ubaya menyelenggarakan pelatihan penulisan buku ajar pada 20-22 Februari 2012 di gedung International Village Ubaya. Pembekalan yang diharap menunjang kompetensi para dosen ini terselenggara sebagai tindak lanjut dari kegiatan serupa pada 26 januari silam. Bedanya, kali ini peserta lebih dibatasi agar peserta dapat lebih banyak mendapat pendampingan dan pengarahan terfokus. Akhirnya, pesertanya sendiri berjumlah kurang dari 20 dosen dari berbagai fakultas di Ubaya yang sedang menyusun buku ajar.
Hari pertama diisi dengan pemaparan kiat menulis buku ajar perguruan tinggi oleh Dr Wahyu Wibowo, reviewer Dikti Jakarta yang juga hadir sebagai pembicara. Ada pula sharing dari Drs Agus Wijaya SPd sebagai dosen Ubaya pertama yang sukses meraih hibah dari Dikti. Para peserta juga diajak mengubah paradigma bahwa buku ajar adalah sama dengan diktat, padahal intinya jelas berbeda. Buku ajar merupakan suatu suatu karya ilmiah yang dihasilkan melalui penelitian dan dikembangkan lagi, sedangkan diktat hanyallah kumpulan teori. “Kesalahan yang umum terjadi adalah dalam format penulisan. Cara pandang ini perlu diluruskan agar dosen mampu menyusun buku ajar yang memenuhi kriteria Dikti dan nantinya bermanfaat bagi mahasiswa,” ujar Dr Wahyu.
Di hari kedua, materi dibawakan oleh Prof Dr Bambang Y selaku kepala lembaga penelitian UNESA. Paparan mengenai gaya penulisan buku dan latihan menjadi inti materi di hari kedua. Baru di hari ketiga, pemeriksaan dan pengoreksian buku ajar dilakukan. Peserta pun makin bersemangat sebab mereka juga mendapat masukan berharga mengenai buku ajar yang tengah mereka buat. “Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kriteria dan standar penulisan yang ditetapkan oleh Dikti,” ungkap Nanik SPsi MSi, peserta yang merupakan dosen di FP. (voz/wu)