Cyber Media
Call Warta: 2981039
Ketika mendengar kata ginseng, seringkali yang terlintas di pikiran yaitu Negara Korea asal tanaman tersebut. Namun siapa sangka ginseng tidak hanya dapat diproduksi di Korea, namun juga di Ubaya. Teknik-teknik untuk memproduksi tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat inilah yang disampaikan dalam kuliah tamu pada 7 Januari silam. Kuliah yang ditujukan bagi mahasiswa FTB Ubaya ini mengundang Prof Deok Chun Yang dari Kyung Hee University, Korea.
Pria yang sehari-hari bekerja di Departemen of Oriental Medicine Material Processing ini memang dikenal sebagai peneliti dan pengembang ginseng terkenal di negaranya. Seperti diketahui, Korea dikenal sebagai negara empat musim, berbeda dengan musim yang ada di Indonesia. Perbedaan musim inilah yang menyebabkan kondisi tanah antara dua negara berbeda. Akibatnya ginseng tidak dapat ditanam di Indonesia dengan teknik konvensional.
Kuliah tamu ini dibuka dengan materi yang dibawakan oleh Prof Deok tentang jenis-jenis ginseng yang dibudidayakan di Korea. Diantara jenis-jenis ginseng yang ada, terdapat dua macam ginseng yang dianggap memiliki mutu paling tinggi yaitu Mountain Ginseng dan Korean Red Ginseng. “Karena itulah kedua jenis gingseng ini memiliki harga yang paling tinggi. Bahkan Mountain Ginseng mempunyai manfaat untuk mengatasi disfungsi ereksi, diabetes, dan hipertensi,” tutur pemegang gelar PhD di bidang biologi molekuler itu dalam bahasa inggris. Hal ini dikarenakan karena akar Mountain Ginseng mengandung zat glikosida yang berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit tersebut. Nantinya zat kimia ini akan diekstrak dan dikomersilkan dalam bentuk makanan kesehatan.
Supaya tanaman itu dapat diproduksi di Indonesia, FTB Ubaya berencana menjalin kerjasama dengan Kyung Hee University dalam usaha memperbanyak produksi ginseng dengan teknik kultur jaringan tanaman (KJT). Teknik ini tidak menggunakan tanah untuk menanam ginseng, tetapi memanfaatkan media yang mengandung berbagai nutrisi untuk memperbanyak tanaman yang diinginkan. KJT memiliki nilai plus dibandingkan dengan penanaman di atas tanah, seperti menghasilkan tanaman bebas hama karena dilakukan dalam lingkungan yang steril. Selain itu memerlukan waktu lebih cepat untuk memproduksi tanaman utuh dalam jumlah banyak. “Selain metode KJT dikembangkan pula teknik hidroponik untuk memproduksi Korean Red Ginseng,” jelasnya lagi.
Sebagai wujud nyata dari kerjasama tersebut maka pihak Kyung Hee akan mengirimkan mesin-mesin yang berperan dalam produksi functional food berbahan ginseng ke Ubaya. “Namun sementara ini masih menunggu persetujuan dari yayasan terlebih dahulu,” jelas Tjie Kok MSi Apt, Wakil Dekan FTB Ubaya. Selain itu ke depannya akan ada dosen dan teknisi Ubaya yang akan diutus untuk menimba ilmu di Kyung Hee University. (mry/wu)