Cyber Media
Call Warta: 2981039
Dengan diakuinya sebagai negara yang kaya budaya, belum lengkap rasanya jika siapapun yang tinggal di Indonesia tidak mengenal budaya di negeri ini. Dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia pada mahasiswa, tanggal 29 Oktober kemarin Hubungan Internasional (HI) kembali bekerjasama dengan Marketing and Public Relation (MPR) Ubaya untuk mengadakan program rutin tiap semester yang bertajuk Cultural Event “Workshop Batik”. Acara ini digelar dan ditujukan bagi para mahasiswa asing yang tengah mengikuti program pertukaran pelajar di Ubaya (Ubaya International Students for Fall Semester 2011-2012). “Saya ingin mereka juga dapat pengetahuan tambahan tentang budaya Indonesia dan nggak cuma belajar pelajaran akademik saja,” ujar Ryza Cahaya selaku International Exchange Coordinator di Ubaya.
Sebanyak 13 mahasiswa asing di Ubaya dengan 9 mahasiswa di antaranya berasal dari beberapa universitas di Belanda seperti Maastricht University dan University of Groningen, serta 4 mahasiswa berikutnya yang berasal dari Guangxi Overseas Chinese, China, mengikuti program tersebut untuk belajar membatik. Bertempat di Rumah Batik Jawa Timur, Surabaya, 13 mahasiswa asing tersebut menunjukkan antusias mereka dalam mengikuti setiap langkah-langkah yang diajarkan. Dimulai dari proses pembuatan pola batik di atas kain putih 25 x 25 cm, pencantingan, pencelupan, sampai pada akhir serangkaian proses pembuatan batik, mereka tetap terlihat begitu tertarik untuk belajar budaya Indonesia yang satu ini. \"Batik diakui sebagai cultural heritage oleh UNESCO,” jawab Harry Henk Dijkema saat menjelaskan alasan ketertarikannya untuk belajar membatik.
Setelah membutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk menyelesaikan proses pembuatan batik, salah satu mahasiswa asing asal Belanda tersebut menyampaikan kesannya. “Sangat menarik dan sangat sulit, tapi saya mampu membuatnya dengan baik dan itu merupakan suatu buatan yang sangat indah,” ungkap Valerie van Jaarsveld. Dengan selesainya cultural event tersebut, kembali Ryza Cahaya selaku International Exchange Coordinator di Ubaya tersebut menyatakan harapannya. “Saya berharap mereka bisa kembali ke negara asal dan mampu mengingat hal-hal unik di Indonesia yang tidak bisa mereka pelajari di negara asal mereka,” tutupnya.(re3)