Cyber Media
Call Warta: 2981039
Meski bukan salah satu pendiri awal WU, Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD merupakan salah seorang saksi hidup perkembangan WU hingga saat ini. Bagaimana sebenarnya WU di usia 17 tahun bagi rektor Ubaya ini?
“Sejak awal WU harus idealis dalam arti WU menjadi sumber inspirasi yang mencerdaskan, wadah komunikasi warga Ubaya dengan stakeholders lain sehingga betul-betul menjadi suatu kabar gembira bagi warga Ubaya. Tapi bukan berarti WU hanya membahas berita yang tergolong narsis dalam bahasa mahasiswa,” buka Prof Joni. Mantan Pembantu Rektor III yang membina WU pada 1999 ini menegaskan bahwa WU harus mampu menyampaikan visi dan misinya dengan membuat seseorang senang hati memperbaiki diri. Misi utamanya, tak lain adalah menggambarkan Ubaya pada para stakeholder sehingga mereka bangga menjadi keluarga besar Ubaya dan ingin mengenal Ubaya dan WU lebih dalam.
“Itulah sebabnya mengapa semua kru WU harus paham betul bagaimana menyampaikan kabar gembira bagi pembaca dan memotivasi pembaca untuk berinovasi,” lanjutnya. Ia mengaku sangat menyayangkan jika ada tulisan yang salah informasi atau penyampaian keliru sehingga memicu rasa malas bagi pembaca karena sering dimunculkan ralat. Apalagi jika narasumber merasa bahwa tulisannya tidak sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. “Ini jadi tidak menimbulkan kegembiraan lagi akhirnya. Kesannya pun buruk jika ada ralat, menimbulkan pemikiran bahwa penulisnya tidak profesional,” terangnya.
Prof Joni juga menitipkan pesan agar WU jangan sampai berubah fungsi mirip kumpulan papan pengumuman. Isi WU harus mampu memotivasi pembaca, boleh saja mengangkat prestasi mahasiswa atau dosen, namun penekanan dari sisi perjuangan dan keunikan dari pencapaian tersebut. Prof Joni mencontohkan jika ada lulusan dengan IPK 4,00 memang menarik diangkat prestasinya. Tetapi akan lebih menarik jika kita mampu melihat lebih dalam pemilik IPK tersebut dari sudut pandang keluarga, teman, atau kehidupan sehari-harinya yang mampu menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama atau lebih baik. “Meski memiliki IPK 4,00 jika ternyata kehidupan sehari-harinya buruk, ganti saja narasumbernya. WU harus mampu menyeleksi narasumber yang bisa dijadikan teladan bagi pembaca,” tegasnya.
Meski masih perlu banyak memperbaiki diri Prof Joni menyampaikan apresisasi pada WU yang konsisten menjalankan kegiatan secara rutin. “Dari sisi output sudah cukup konsisten dan adaptive dari isinya. Meski dari segi penyampaian perlu perbaikan, berita yang dihadirkan selalu ada yang baru dan WU sendiri terbuka bagi perbaikan diri dari waktu ke waktu,” pujinya.
Ucapan selamat juga disampaikan pada WU yang telah berusia 17 tahun. “Janganlah lekas berpuas diri dan jadikanlah momentum ulang tahun ini saat untuk menengok ke belakang sebentar dan melompat ke depan untuk perubahan ke arah lebih baik,” tutup Prof Joni bijak. (ms2/wu)