Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Dari tomboy bisa jadi feminim!” Itulah pengalaman yang didapat oleh Hani Suci Rahmawati, saat menjadi pager ayu dalam acara wisuda 15 Oktober lalu. Tak hanya dibekali teknik make up, mahasisiwi FP ini pun belajar cara duduk dan berjalan yang benar.
Lain halnya dengan Danny, mahasiswa FBE semester tujuh ini mengaku menjadi lebih berwibawa dengan menjadi pager bagus. Selain menunjang eksistensi serta menambah poin kemahasiswaan, minat dan tambahan pengalaman menjadi alasan mereka melamar sebagai pager ayu dan pager bagus. “Menjadi pager ayu dan pager bagus juga harus mau memakai baju daerah,” tutur mahasiswa yang doyan dengan segala jenis makanan ini.
Ketika ditanya suka duka mereka menjadi pager ayu dan pager bagus, mereka kompak menjawab kewajiban datang lebih pagi dari calon wisudawan, yaitu sekitar pukul empat pagi. Selain itu, lamanya menunggu waktu saat tampil sebagai pengiring sekaligus penari di awal acara. Lalu menunggu sampai akhir acara untuk tampil kembali di hadapan para calon wisudawan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah karena mereka melakukannya dengan sepenuh hati.
Apa saja kriteria untuk menjadi pager ayu dan pager bagus? Hani yang gemar membaca karya sastra menuturkan untuk menjadi pager ayu, tinggi minimal adalah 165 cm. “Kalau cowok tinggi minimalnya sekitar 172 sampai 173 cm,” timpal Danny. Di akhir wawancara Hani menambahkan pesan bagi para wisudawan. “Ini bukan akhir melainkan awal mereka untuk terjun ke masyarakat serta dunia kerja.” tukas Hani yang langsung diamini oleh Danny. (sv4,nef)