Cyber Media
Call Warta: 2981039
MOB 2011 yang berlangsung mulai 1-11 Agustus 2011 lalu, kebetulan bertepatan dengan dimulainya puasa bagi umat muslim. Ubaya sebagai universitas yang multikultural, menyatukan kelima agama, sangat menghormati kewajiban tersebut. “Selama MOB ini, maharu dipulangkan jam empat sore, jadi jam empat itu, Ubaya sudah disetrilkan,” kata Marlina SH MHum selaku ketua pelaksana MOB 2011.
Tema MOB kali ini yang diangkat adalah “Virtue of conduct as our moral compass”. Tema ini diangkat berdasarkan tema pendidikan nasional untuk tahun ini yaitu tentang pendidikan berbasis karakter. “Ini adalah mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai luhur untuk peserta didik, yang akan digunakan mereka sendiri nantinya,” lanjut dosen tetap FH Ubaya ini.
Tentang pendidikan berbasis karakter sendiri, Ubaya sudah menerapkannya dalam perkuliahannya. Di Ubaya dikenal dengan istilah hardskill dan softskill. Hardskill lebih mengarah kemampuan fisik, kemampuan yang diukur dengan indeks prestasi. Sedangkan softskill lebih mengarah ke pendidikan berbasis karakter, mengasah kemampuan karakter yang kuat. “Saya sangat berharap maharu bisa memanfaatkan semua fasilitas yang ada di Ubaya ini, sehingga selain hardskill, mereka juga bisa dapat softskill,” katanya mengingat banyaknya organisasi yang bisa diikuti di Ubaya, baik KSM, KMM, maupun organisasi tempat magang seperti CAC dan WU.
Keseluruhan MOB yang diadakan selama sebelas hari ini hanya sebagai masa orientasi, inisiasi menyambut mahasiswa barunya. Ini adalah sebuah kegiatan akademik yang bertujuan untuk mengenalkan setiap detail Ubaya. “Jadi ini bukan ajang ploncoan, kami mengurangi setiap bentuk kegiatan yang sekiranya memberatkan maharu,” jelas Marlina. Tak heran, selain kegiatan hanya dibolehkan hingga jam empat sore, maharu tidak dibebankan tugas rumah yang berat.
Sebelas hari yang digunakan sebagai MOB ini terdiri dari tiga hari untuk pengenalan universitas, empat hari untuk pengenalan fakultas, dan sisanya adalah untuk Maharu Cup. Event tahunan itu adalah wadah Ubaya untuk menemukan bibit-bibit baru, terutama di bidang olahraga dan seni. “Jadi medali yang diperebutkan sebenarnya bukanlah tujuan diadakannya maharu cup, yang terpenting adalah mengenai bagaimana nantinya mereka, bibit-bibit baru tersebut dapat mengharumkan nama Ubaya, bukan hanya fakultas,” tegas ketua pelaksana.
Marlina sangat berharap agar peserta MOB bisa memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya, mempelajari, menghayati, serta mengamalkan sungguh-sungguh mengenai pendidikan berbasis karakter, yang mementingkan nilai kebaikan dan nilai sikap. “Selamat datang Maharu 2011, selamat bergabung menjadi keluarga besar Ubaya,” katanya sambil tersenyum hangat. (vqs)