Warta
UBAYA
02-04-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Seputar Kampus
- Camp on Kampung Exhibition
Kecil-kecil cabe rawit! Kalimat tersebut menggambarkan kemampuan mahasiswa DMP. Terbukti, lima karya desainer muda DMP patut diperhitungkan sebagai sebuah karya seni-desain yang bisa disejajarkan dengan perupa/desainer internasional. Mereka adalah Terry Ivan, Huenny Hartoyo, Didi Chiasidy, Lydia Lingke, dan Yonathan Limpo.
Karya mereka merupakan hasil penelitian aplikatif eksperimental selama tiga bulan sebagai aplikasi kuliah Riset Desain. Aplikasi tersebut dibawah bimbingan dosen yang terdiri dari Waluyohadi, Susila Chandra, dan Kumara Sadana Putra. Karya tersebut akan dipamerkan dalam Refugees of Future Cities, pameran seni-desain-arsitektur kontemporer internasional. Memamerkan hasil karya riset bersama DMP Ubaya dan OHS, setelah tiga bulan tahap kolaborasi kreatif dari riset tentang kampung di Surabaya.
Tujuan dari pameran ini adalah mensosialisasikan isu-isu kontemporer atas lingkungan perkotaan pada masyarakat Surabaya. Melalui penelitian eksperimental di perkampungan Surabaya, dengan pendekatan dan disiplin ilmu desain, arsitektur dan seni. Struktur pameran ini didesain sangat kompleks yang terdiri dari berbagai aktivitas publik yang diadakan pada 6-8 Mei 201, di tiga kampung. Tiga Kampung ini terpilih karena keunikan karakter kampung tradisional ditengah perjuangannya di kota modern ini. Yaitu, Plampitan (Lokasi Utama), Kampung Lemah Putro (Lokasi instalasi seni) dan Kampung Tambak Bayan (Lokasi Mural).
Dalam pameran ini, mengahadirkan beragam profil pengunjung dari Surabaya dan kota lainnya di Indonesia. Seperti desainer, seniman, mahasiswa, profesional lain, dan penduduk kampung akan berpartisipasi dan berkolaborasi. Semua aksi dan profil pengunjung yang beragam itu akan menjalin network satu sama lain. Seperti halnya kekerabatan yang saling menguntungkan antara hubungan ruang dan aktivitas penghuni di kampung.
Kita perlu memahami bahwa Surabaya kini sedang berada pada titik transisi diantara beberapa visi di masa depan. Satu visi yang sudah jelas yaitu seperti kota-kota besar lain di dunia. Itu dapat dicapai dengan pengembangan kota yang konvensional. Sebut saja sebagai master-planning. Dasar dari metodologi ini dapat didefinisikan sebagai proses \"erasure and in-plant\". Perkampungan dan situs kota yang bermasalah biasanya akan digusur, kemudian diatasnya dibangun sesuatu yang lebih teratur dengan budaya yang diambil dari sumber manapun. Dengan cara ini, kota akan menjadi sebuah taman hiburan besar yang menarik, namun tidak memiliki semangat dan suasana dari masyarakat lokal yang tradisional.
Meskipun begitu, visi lain dari kota masa depan belum dapat ditemukan hingga kini. Jika kita tertantang untuk menemukan kemungkinan lain daripada menerima dan hidup ditengah kota “master-planned” dengan mudahnya, maka kita adalah pengungsi dari masa depan. Dalam konteks ini, penduduk kota besar di dunia, saat ini akan berpotensi menjadi pengungsi.
Fungsi dari pameran ini adalah mensosialisasika platform isu darurat dan mengembangkan pertanyaan yang beragam untuk lahan tinggal perkotaan di masa mendatang. Bagaimana pengungsi dapat survive? Apa visi masa depan yang akan kita kembangkan.
Pameran ini didukung sepenuhnya oleh DMP Ubaya dan OHS, selaku inisiator pameran. Proyek riset ini juga akan direncanakan untuk dibawa ke kota lainnya baik domestik maupun di negara Asia lainnya, melalui jaringan dan kolaborasi kerja dengan seniman,desiner dan arsitek lokal. (kumy,istimewa)
[ Posted 11/06/2011 oleh welly ]