Cyber Media
Call Warta: 2981039
FH Ubaya menorehkan prestasi membanggakan dengan membawa pulang piala Kejaksaan Agung Republik Indonesia II dengan predikat juara I. Tepatnya pada lomba National Moot Court Competition On Against Corruption untuk perguruan tinggi negeri/swasta se-Indonesia. Kompetisi tersebut diadakan di Jakarta, 27 Desember 2010 - 1 Januari 2011 silam. Atas keberhasilannya tersebut, FH mengadakan ramah tamah sekaligus perayaan dan laporan kemenangan atas prestasi yang dicapai. Acara tersebut diadakan di auditorium FH pada Sabtu, 8 Januari 2011.
Diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Hukum, Elly Hernawati SH MHum yang berpesan agar tersebut harus dipertahankan untuk tahun berikutnya. Dilanjutkan sambutan Rektor Ubaya, Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS. “Seluruh warga Ubaya memiliki kebanggaan atas prestasi yang telah dicapai dan hendaknya ada celebration untuk memberi spirit kepada kita semua,” ungkapnya. Prof Wibi berpesan, alangkah baiknya mencoba mengevaluasi setiap perlombaan yang terjadi entah itu menang ataupun kalah. Karena kemenangan tersebut merupakan hasil kerjasama seluruh kekuatan di FH, baik dari mahasiswa, dosen, pimpinan fakultas, bahkan pihak administrasi yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung.
Perlunya dievaluasi, disebabkan karena tahun 2011 ini nantinya pendidikan tinggi akan bergeser. Terutama sistem yang disebut colaborative learning dimana peran internet dan media massa lebih besar. Anak muda jaman sekarang lebih canggih di dunia maya daripada orang tua dan dosennya. “Hal ini coba diperhatikan, dievaluasi dan dikreasi ide-ide baru untuk ke depannya,” lanjut Prof Wibi. Misalnya tempat moot court tersebut dijadikan multipurpose hall. Fasilitas yang ada di-upgrade dan kalau acara sudah selesai bisa dikembalikan seperti semula.
“Jangan melihat dari satu prestasi saja, coba kontekstualkan pada kebutuhan bangsa kita,” ujar pria berkacamata ini. Menurutnya, yang penting adalah pembinaan karakter. Sekarang ini bisa dilihat pihak pemerintahan bahkan mungkin belum berhasil dari sisi character building. Harapan rektor Ubaya tersebut adalah agar mahasiswa hukum memberi kontribusi yang maksimal dalam pemberantasan korupsi. “Pertahankan sukses yang sudah diraih dan diregenerasikan lebih baik lagi ke adik-adik kalian nanti,” tutupnya.
Setelah sambutan dari rektor, dilanjutkan dengan sambutan dari Anita selaku pendamping dari luar Ubaya. Anita mengatakan bahwa mahasiswa Moot Court Competition (MCC) memiliki kesungguhan untuk belajar sehingga lebih maju lagi. Ubaya tidak kalah dengan universitas negeri yang lain seperti Unair, UI, dan Unpad. “Disiplin dan kemauan adalah kunci sukses dalam meraih keberhasilan,” demikian sambutan beliau.
Dilanjutkan sambutan dari Marianus Gaharpung SH MS, selaku pendamping dari Fakultas Hukum. Marianus mengatakan bahwa mahasiswa MCC saat itu sempat tegang ketika pengumuman dibacakan. Bahkan STHM (Sekolah Tinggi Hukum Militer) Yogyakarta dan ada juga mahasiswa Malaysia yang mengatakan penampilan Ubaya sangat bagus, mereka mengatakan akan mengadakan demo kalau Ubaya sampai tidak menang. Tak lupa juga, Marianus mengingatkan agar anak-anak selalu berdoa. “Bukan kesulitan yang membuat takut, justru ketakutan yang membuat kita sulit,” ungkap Marianus.
David, salah satu perwakilan MCC mengungkapkan, kemenangan merupakan pembayaran tuntas dan suatu berkat di tahun baru 2011. “Janganlah menjadi terbeban menjadi juara I, tapi berikanlah yang terbaik untuk mempertahankan piala ini,” ujar David. Menurut David, apapun yang terjadi baik kalah maupun menang, yang terpenting adalah pembelajaran dari kompetisi tersebut. Ia juga berharap kedepannya, segenap universitas di Indonesia bisa mengadakan MCC sendiri. “Saya ingin FH lebih baik lagi, jangan berhenti sampai di sini saja, tapi alangkah baiknya meraih kemenangan selanjutnya,” pesan David. (puz)