Warta
UBAYA
02-04-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Seputar Kampus
- Bermain-main tetapi tidak Main-main
Untuk memperkuat tali persudaraan antar anggota, UKM Teater Ubaya mengadakan diklat pada 10-12 Desember 2010. Bertempat di Vila Andre, Tretes, Pasuruan, selama tiga hari para peserta dilatih berbagai teknik dasar keteateran. Tema yang diusung kali ini adalah ‘Teater itu Bersungguh-sungguh, Tidak Berpura-pura, dan Bermain-main tetapi Tidak Main-main’.
Selain untuk memperkenalkan anggota baru pada badan pengurus UKM Teater, diklat tahunan ini juga ditujukan untuk menggembleng mental anggotanya. Kesiapan dalam menghadapi dunia keteateran dan tanggung jawab organisasi menjadi target utama acara ini. “Harapannya sih, diklat ini bisa menjadi sebuah wacana dalam mempersiapakan regenerasi kepengurusan nantinya,” tukas Giska Rahmawati Hastuti, ketua panitia kegiatan ini.
Uniknya, mayoritas materi disajikan dalam bentuk kegiatan outdoor, bukan hanya penyampaian teori saja. Beberapa latihan yang diberikan antara lain konsentrasi, olah napas, olah rasa, olah vokal serta olah tubuh dan ekspresi. Hanya materi sastra dan seni rupa yang diberikan di dalam ruangan. Secara umum, materi indoor lebih diarahkan pada ulasan berbagai bentuk sastra lama dan baru. Peserta juga diperkenalkan pada persiatapan tata panggung dan dekorasinya. “Teater kan bukan hanya akting saja, tetapi juga harus tahu seni yang mengisi teater itu sendiri,” jelas mahasiswi FF ini.
Latihan konsentrasi dan olah napas menjadi nilai penting dalam teater untuk meminimalkan kesalahan dan kondisi terengah-engah saat pementasan. Latihan pun dilakukan dengan melatih pernapasan dada, pernapasan diafragma, dan pernapasan perut. Latihan selanjutnya adalah melatih kepekaan seluruh indra agar lebih tanggap pada lingkungan sekitar. Latihan vokal dan ekspresi tubuh menjadi salah satu latihan yang perlu perhatian khusus agar bisa tampil maksimal dalam pertunjukan. “Sangat penting untuk bisa bersuara bulat, keras, dan jelas saat tampil,” tegasnya. Ekspresi tubuh juga ditekankan agar tidak setengah-setengah sehingga penonton bisa menangkap maksud cerita.
Mengisi waktu malam, panitia menyiapkan sebuah pertunjukan monolog yang dibawakan oleh Anwar, alumni Teater US. Monolog yang berisikan dunia penyutradaraan ini bertujuan memperkenalkan seperti apa tugas dan peran seorang sutradara dalam pembuatan sebuah pertujukan. Anwar yang hadir sebagai alumni merupakan lulusan FH skaligus pendiri awal UKM Teater.
Diklat yang berlangsung selama tiga hari ini member kesan tersendiri bagi pesertanya. Selain bisa mengetahui teknik dasar yang diperlukan dalam teater, peserta juga bisa mengekspresikan diri tanpa malu-malu. “Pokoknya selama diklat tidak membosankan. Selain mendapat ilmu, kebersamaan antar alumni dan anggota baru sangat terasa,” pungkas Tia Guhek, salah seorang peserta.
Panitia sendiri mengaku senang dengan respon peserta diklat tahun ini. Diklat dapat berjalan lebih seru berkat semangat peserta sekaligus dukungan dari para alumni. “Semoga peserta bisa terus berkomitmen dalam organisasi ini, lebih cinta dengan seni teater, dan lebih solid antar anggota,” harapnya. (mei,mg)
[ Posted 01/02/2011 oleh welly ]