Warta
UBAYA
17-05-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Seputar Kampus
- Terapi Tawa untuk Korban Merapi
Letusan Gunung Merapi baru-baru ini merupakan berita yang cukup menggemparkan masyarakat Indonesia. Bahkan, berita bencana ini tersiar hingga ke mancanegara. Banyak bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, baik berupa materi maupun tenaga sukarelawan. Ubaya pun tidak mau ketinggalan, Fakultas Psikologi memberikan sumbangan berupa makanan dan tenaga sukarelawan. Ananta Yudiarso SSos MPsi, selaku dosen pendamping para sukarelawan, menceritakan pengalamannya selama membantu para korban merapi. “Kami berangkat pada selasa 16 november 2010 dengan mahasiswa S1, S2, alumni, dan psikolog pukul tujuh pagi. Sebelum berangkat kesana, para sukarelawan mendapatkan pembekalan mengenai gambaran pengungsi, metode terapi tawa, dan gratitude dari Prof Yusti Probowati dan Drs Hartanti.” kenangnya.
Sesampainya di Yogyakarta, tim FP disambut oleh pihak UGM Wakil Dekan III dan diberi pembekalan mengenai karakteristik pengungsi, serta permasalah-permasalahan yang ada di barak pengungsi. Di dalam pendekatan ini, tim sukarelawan menggunakan metode 3M yakni menyapa, mendengarkan, dan memahami. Ananta menjelaskan bahwa pembekalan yang mereka lakukan adalah membawa pola pikir para pengungsi pada pemikiran transdental bahwa segala yang terjadi telah di atur oleh yang di Atas. Para sukarelawan ini juga menekankan pemberian harapan kepada para pengungsi koraban bencana merapi. Seusai pembekalan, tim kemudian mengadakan observasi di lokasi pengungsian walaupun waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Menjalani hari-hari di lokasi pengungsian, tim lalu di pecah ke dalam empat titik lokasi pengungsian. Lokasi pertama yaitu Purnabudaya dengan sasaran pendekatan kepada anak-anak yang berusia lima sampai sepuluh tahun. Kegiatan yang dilakukan disini adalah menggambar dan bernyanyi bersama-sama. Lokasi kedua yaitu Sumberrejo, dimana kegiatan yang dilakukan adalah pendekatan kepada para ibu dan anak-anak. Selanjutnya lokasi ketiga yaitu SD Kecemen Caturharjo. Disini tim melaksanakan kerja bakti untuk menjaga kebersihan dapur dan tempat makan. “Banyak kotoran manusia, sisa pembalut, dan kebersihan kamar mandi atau MCK yang sangat tidak diperhatikan saat kami membersihkan tempat-tempat di sana,” tuturnya. Lokasi terakhir bertempat di Pringapus, yaitu memberikan terapi tawa dan relaksasi serta gratitude kepada para pengungsi. Selain itu, tim sukarelawan Ubaya juga mengunjungi Bengkel SMK untuk membuat jemuran dan tempat sampah.
Di hari-hari terakhir, tim melakukan dropping logistic ke SD Kecemen, dropping bahan-bahan pokok untuk kegiatan di dapur umum, serta dropping obat-obatan dari gelanggang Purnabudaya. Tidak lupa juga diberikan layanan kesehatan ke Purnabudaya dan Caturharjo. “Sayangnya, kami hanya lima hari berada disana, waktunya terlalu pendek jika untuk melakukan observasi, sehingga kurang maksimal,” tutupnya. (re5,caz)
[ Posted 04/01/2011 oleh welly ]